Innalillahi wa inna-ilaihi rojiun, telah berpulang ke rahmatullah, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Sahal Mahfudz, pada Jumat (24/1) pukul 01.00 dini hari.
Sosok yang juga menjabat sebagai Rais Aam PBNU tersebut meninggal karena komplikasi yang dia derita. Pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Margoyoso, Pati Jawa Tengah tersebut wafat di usia 77 tahun.
“Mohon doanya, semoga khusnul khatimah. Rencananya dimakamkan jam 09.00 WIB,” ujar Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat Asrorun Niam Sholeh kepada Okezone.
KH Sahal Mahfudz yang akrab dipanggil Mbah Sahal meninggal dunia di kediamannya setelah selama sepekan kemarin dirawat di rumah sakit. Mbah Sahal selain menjabat sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdatul Ulama selama tiga periode juga dipercaya sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat. Beliau juga merupakan salah satu Pengasuh Pondok Pesantren Maslakhul Huda.
Rencananya jenazah KH Sahal Mahfudz dimakamkan pagi ini di Pati, Jawa Tengah. KH Sahal Mahfud lahir di Pati, 17 Desember 1937 silam. Sejak tahun 1963, Kiai Sahal memimpin Pondok Pesantren Maslakul Huda di Kajen Margoyoso, Pati, peninggalan ayahnya, KH Mahfudz Salam.
Biografi KH Sahal Mahfudz
Kiai Sahal selama 10 tahun memimpin Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah, kemudian didaulat menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI pada Juni 2000 sampai tahun 2005.
Di luar itu, Kiai Sahal adalah pemimpin Pesantren Maslakul Huda (PMH) sejak tahun 1963. Pesantren di Kajen Margoyoso (Pati, Jawa Tengah) ini didirikan ayahnya, KH Mahfudh Salam, pada 1910. Selain itu Kiai Sahal adalah rektor Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU), Jepara, Jawa Tengah sejak tahun 1989 hingga sekarang.
Kiai Sahal biasa menulis namanya secara resmi sebagai HMA. Sahal Mahfudh (menggunakan dh [bukan dz] untuk nama belakang). Tiga huruf paling depan merupakan kependekan dari Haji Muhammad Ahmad.
Kiai Sahal mendapatkan gelar doktor kehormatan dari UIN Syarif Hidayatullah.
ia sudah hidup di pesantren, dibesarkan dalam lingkungan pesantren dan mengabdi di pesantren. Pada tahun 1968 Kyai Sahal menikah dengan Hj Nafisah binti KH Abdul Fatah Hasyim, Pengasuh Pesantren Fathimiyah Tambak Beras Jombang dan memiliki putra bernama Abdul Ghofar Rozin.
Dedikasinya kepada pesantren, masyarakat, dan ilmu fikih tidak pernah diragukan. Ia menguatkan tradisi dengan ketundukan mutlak pada ketentuan hukum dalam kitab-kitab fiqih ditambah keserasian dengan akhlak yang diajarkan dari ulama tradisional. Dalam istilah pesantren semangat tafaqquh (memperdalam pengetahuan hukum agama) dan semangat tawarru’ (bermoral luhur).
Minat baca Kyai Sahal sangat tinggi. Terbukti beliau punya koleksi 1.800 buku di rumahnya. Meskipun orang pesantren, bacaannya cukup beragam seperti tentang psikologi hingga novel detektif. Alhasil, belum genap berusia 40 tahun, dirinya telah menunjukkan kepintarannya dalam forum fiqih. Dan pada berbagai sidang Bahtsu Al-Masail tiga bulanan yang diadakan Syuriah NU Jawa Tengah, beliau sudah aktif di dalamnya.
Kyai Sahal adalah pemimpin Pesantren Maslakul Huda Putra sejak tahun 1963. Pesantren di Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah, ini didirikan oleh ayahnya, KH Mahfudz Salam, tahun 1910. Sebagai pemimpin pesantren, Kyai Sahal dikenal sebagai pendobrak pemikiran tradisional di kalangan NU. Sikapnya yang menonjol ialah mendorong kemandirian dengan memajukan kehidupan masyarakat di sekitar pesantrennya melalui pengembangan pendidikan, ekonomi dan kesehatan.
Ia pun pernah bergabung dengan sejumlah institusi salahs satunya yang bergerak dalam bidang pendidikan, yaitu menjadi anggota BPPN3 selama dua periode dari tahun 1993-2003.
Ia juga pernah dianugerahi gelar Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa) dalam bidang pengembangan ilmu fiqh serta pengembangan pesantren dan masyarakat pada 18 Juni 2003 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam organisasi Kyai Sahal pernah menjabat sebagai Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (1999-2009), Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) masa bakti 2000-2010, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) masa bakti 2005-2010. Pada 26 November 1999, untuk pertama kalinya dia dipercaya menjadi Rais Aam Syuriah PB NU, mengetuai lembaga yang menentukan arah dan kebijaksanaan organisasi kemasyarakatan yang beranggotakan lebih 30 juta orang itu.
KH Sahal yang sebelumnya selama 10 tahun memimpin Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah, juga didaulat menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI pada Juni 2000 sampai tahun 2005. Selain jabatan-jabatan diatas, jabatan lain yang sekarang masih diemban oleh beliau adalah sebagai Rektor INISNU Jepara, Jawa Tengah (1989-sekarang) dan pengasuh Pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati (1963 - Sekarang).
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Sahal_Mahfudz
http://www.republika.co.id
http://news.okezone.com