Riset yang dilakukan Victory Project di berbagai wilayah meliputi Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Malang dan Medan menunjukan tingkat pemalsuan Obat dan Komestik mencapai 45% dari 518 tablet yang diperoleh dari 157 outlet. Survei ini melibatkan apotek
(umum, jaringan dan rumah sakit), toko obat, penjual di pinggir jalan
(khusus di Jakarta dan Surabaya), serta tiga situs yang menawarkan
pembelian secara online.
Dari hasil riset diatas menunjukkan bahwa tingkat peredaran obat palsu dan komestik palsu di Indonesia ternyata masih sangat tinggi.
Kondisi ini sangat membahayakan karena obat palsu selain mengakibatkan pasien tidak kunjung sembuh, dalam kondisi ekstrim obat palsu dapat menimbulkan kematian.
Untuk itu masyarakat dihimbau perlu waspada, sebab obat palsu yang beredar memiliki bentuk fisik benar-benar mirip dengan yang asli, namun memiliki harga relatif lebih murah.
Untuk mengatisipasi hal ini Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP) bekerja sama dengan Kesehatan RI, Kementrian Perdagangan RI, BPOM RI dan Kedutaan Besar Amerika Serikat meluncurkan kompetisi pembuatan iklan layanan masyarakat tentang bahaya obat dan komestik palsu. Diharap dari program ini nantinya bisa mengajar masyarakat, terkhusus generasi muda untuk turut peduli terhadap dampak produk palsu melalui tindakan nyata," ungkap ketua MIAP Widyaretna Buenasti.
Sumber:
http://www.gatra.com