Home » » Kontes Miss World : cermin 'kematian' perempuan

Kontes Miss World : cermin 'kematian' perempuan


Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) kota Langsa, laksanakan Seminar Intelektual Perempuan dengan tema “Kontes Miss World : ajang ekspolitasi perempuan dan liberalisasi budaya” di aula SMKN 3 kota Langsa, Ahad (22/9/2013).

Ketua panitia seminar Rica Yunita S.Kom mengatakan, kegiatan ini dihadiri oleh 111 peserta dari berbagai kalangan, diantaranya ibu–ibu perwiridan, tokoh masyarakat, guru, dosen, mahasiswi-mahasiswi UNSAM (Universitas Samudra Langsa), STAIN Zawiyah Cotkala serta STT Politeknik dan Poliprofesi Medan Cabang Langsa. Adapun pemberi materi adalah Dosen Universitas Samudra Langsa Reni Nuryanti, S.Pd, M.A  dan Dosen Universitas Sumatera Utara Dr. Soleha Hannum, M.Si.

Menurutnya, kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya mencerdaskan umat dan menyadarkan perempuan khususnya muslimah kota Langsa bahwa kontes Miss World yang  diselenggarakan di negara kita adalah wujud dari ketidakberpihakan negara dalam menjaga aqidah rakyatnya.

“Kegiatan ini kita laksanakan untuk mencerdaskan umat khususnya perempuan tentang ketidakberpihakan negara dalam menjaga akidah umat. Juga sebagai upaya menyatukan suara bersama umat untuk menolak kontes Miss Word dan kalaupun acara Miss World tersebut tetap terselenggara, minimal dikemudian hari Negara ini maupun Asing berfikir dua kali jika ingin melaksanakan ajang-ajang acara sejenis” ujar Rica

Pemateri pertama Reni Nuryanti, S.Pd, M.A menyampaikan bahwa “Miss World: cermin ‘kematian’ perempuan”. Secara gamblang dia menyampaikan bahwa Miss World sebagai buah pikiran dari sistem kapitalisme telah menjadikan perempuan khususnya muslimah sebagai produk yang laris dijual demi meraup keuntungan . Perempuan menjadi subjek incaran iklan sehingga kecantikan dipandang dari segi kulit, rambut, wajah, payudara, panggul, hingga kaki. Dan Miss World yang dipercaya membangun image perempuan yang cerdas, cantik dan berpenampilan sosial yang baik, sejatinya justru mengebiri jiwa keperempuanan mereka.

Pada kesempatan yang sama Dr. Soleha Hannum, M.Si selaku pemateri kedua sekaligus sebagai perwakilan dari Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia dengan tegas menyatakan penolakannya terhadap terselenggarakannya kontes Miss World, dengan alasan hal ini bertentangan dengan Syariat Islam. Konsep 3B dalam kontes Miss World, yakni Brain (kecerdasan), Beauty (kecantikan) dan Behavior (kepribadian), adalah konsep dusta untuk membungkus kontes kapital ini agar diterima masyarakat Indonesia. Kontes Miss world menjadikan perempuan dan tubuhnya sebagai barang dagangan di atas panggung, catwalk, majalah, koran dan televisi. Kecantikan dan tubuh perempuan peserta kontes dijadikan alat promosi industri rating media, industri alat komestik dan industri fashion.

Memperkuat penyataan tersebut, Soleha juga mengutip sebuah ayat Al Qur’an dari sekian banyak ayat-ayat lain yang menyatakan wajibnya bagi wanita dan juga laki – laki untuk senantiasa  taat kepada Allah.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menyalahi Allah dan Rasul-Nya dalam memutuskan perkara. Taatlah kepada Allah. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Q.S. Al –Hujurat [49]:1

Demikian halnya dalam sebuah riwayat Rasul juga telah menyampaikan bahwa:

“Sesungguhnya dunia ini adalah  perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholihah”  (HR. Muslim)

Oleh karena itu, ia mengajak perempuan Indonesia kembali kepada kemuliaannya sebagai perempuan taat syariah dengan menjalankan perannya sebagaimana diatur oleh Syariah Islam. Karena syariah Islam akan membawa kebaikan pada kehidupan masyarakat termasuk di dalamnya perempuan.

Sumber:
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Rohis Facebook