salam tiga jari = salamnya penentang tauhid |
“Saya puaaas.” Dua kata itulah yang dikatakan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) kepada wartawan begitu keluar dari stadion GBK setelah menyaksikan konser Metallica, Minggu (25/8/2013) sekitar pukul 22.45 WIB.
Jokowi puas karena sejumlah lagu favoritnya dibawakan band asal California itu dalam konser yang dipadati puluhan ribu fans fanatik.
“Beberapa lagu kesukaan saya dibawain sama Metallica, pokoknya senang,” tutur Jokowi yang datang dengan berkaos hitam Metallica ini.
Jokowi mengaku bukan kali ini saja menyaksikan penampilan Lars Ulrich cs. Tahun 1993, saat band metal ini tampil di Stadion Lebak Bulus, Jokowi menjadi salah satu penontonnya. Hal itu dilakukan Politikus PDI Perjuangan ini demi kecintaannya kepada Metallica.
Maka tak heran, Jokowi ikut mengajak para koleganya seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, dan mantan calon wakil gubernur Jawa Barat Teten Masduki.
Tentu antusiasme Jokowi berbeda dengan takbir keliling yang hendak dilakukan warga Muslim Jakarta, bulan lalu. Jokowi secara tegas melarang warganya untuk ikut takbir keliling. Larangan Jokowi terasa aneh karena dalam sejarah gubernur DKI dan mungkin gubernur se Indonesia, hanya dia satu-satunya Gubernur yang melarang takbir keliling.
“Kita mengimbau masyarakat agar takbirannya di masjid-masjid saja. Tidak usah keliling, tidak usah konvoi,” ungkap Jokowi.
Karena itu, kata Jokowi, bila ada warga yang tetap mengadakan malam takbiran dengan keliling dan konvoi, mereka akan segera diamankan pihak kepolisian.
“Urusannya para kepolisian. Tapi cukup berbahaya jika dibiarkan tarawih konvoi dan keliling kota memadati ruas-ruas jalan tertentu. Selama ini, takbiran umumnya diadakan dengan menyusuri jalan raya sembari bernyanyi.”
Padahal apa dosa melakukan takbir keliling? Tidak ada. Warga hanya mengapresiasikan dirinya dalam Syiar keagaamaan dalam menyambut hari kemenangan umat Islam. Mereka tidak membawa bir dan menenggak alkohol. Berbeda dengan konser Metallica sebagaimana dilaporkan wartawan Kompas TV (25/8) yang mencium bau alkohol di sekitar tempat konser. Wajar saja, karena salah satu permintaan khusus Metallica kepada panitia adalah disediakannya bir lokal bagi para personil Metallica.
Takbir keliling jelas ada landasan syar’inya. Dalam pandangan Islam, kegiatan ini bagian dari syiar Islam yang mengagungkan ketaqwaan. Berbeda dengan konser Metalica yang tidak berdampak pada ketakwaan warga Jakarta. Tidak ada penelitian yang mengatakan pasca konser Metallica diadakan angka kejahatan tiba-tiba menurun.
Maka, seharusnya Jokowi sadar. Sebagai gubernur di provinsi yang mayoritas warganya muslim, jangan sampai mengambil langkah-langkah yang menyinggung perasaan umat Islam. Apalagi di satu sisi menekan syiar keIslaman, tapi di sisi lain mengakomodir syiar kejahiliyahan.
Sumber: