UN (Ujian Nasional) |
Seolah telah menjadi satu konsekuensi, setiap orang yang belajar harus menempuh ujian, Sebagai penentu apakah dia termasuk orang yang berhasil ataukah seorang pecundang. Tidak hanya dalam masalah pelajaran dan pendidikan, bahkan dalam masalah iman dan ketakwaan juga ada ujian. Allah akan menguji setiap orang yang beriman, untuk membuktikan apakah orang tersebut betul-betul beriman ataukah hanya sebatas pengakuan bahwa dirinya beriman. Allah berfirman,
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ ( ) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Apakah manusia mengira bahwa dirinya bebas untuk mengatakan “kami beriman” sementara mereka tidak diuji? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah mengetahui siapakah orang-orang yang jujur dalam imannya dan siapakah yang dusta dalam imannya.” (QS. Al-Ankabut 2-3)
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ ( ) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Apakah manusia mengira bahwa dirinya bebas untuk mengatakan “kami beriman” sementara mereka tidak diuji? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah mengetahui siapakah orang-orang yang jujur dalam imannya dan siapakah yang dusta dalam imannya.” (QS. Al-Ankabut 2-3)
Bukti yang menentukan keberhasilan dan kegagalan seseorang bisa dilihat setelah dia menjalani ujian.
Musim UN menjadi masa para siswa dalam karantina. Segala aktivitas kesehariannya menjadi berubah. Yang dulunya sering bergadangan nonton bola dan klayapan, masuk UN tiba-tiba jadi remaja soleh – slohihah. Ada yang rajin tahajud, ada yang rutin puasa sunah, ada yang bernadzar, bahkan ada yang mujahadahan. Berbagai upaya dikerjakan, demi mengejar prestasi dan cita-cita. Detik-detik menegangkan, menentukan nasib setumpuk harapan pribadi dan orang tua.
Untuk itu, ada baiknya jika pada kesempatan yang singkat ini kita bahas adab-adab yang selayaknya diperhatikan dalam ujian. Karena kita yakin bahwa syariat islam adalah syariat yang paripurna, menjelaskan seluruh permasalahan umat. Sebagaimana yang disebutkan dalam kisah dialog antara Salman Al Farisi dengan orang kafir. Suatu ketika ada orang kafir yang berkata kepada Salman dengan nada agak mengejek: “Hai Salman, benarkah Nabimu mengajarimu semua hal sampai dalam masalah buang air..?” Salman lantas menjawab dengan nada penuh bangga: “Iya, betul. Beliau mengajari kami semua hal sampai dalam masalah buang air.” (Dikutip oleh Ibnul Qoyyim dalam Hidayatul Hiyari hal. 99)
Adab-adab ketika ujian
Pertama, Berusaha disertai tawakkal
Inilah langkah awal yang selayaknya dilakukan oleh setiap yang mengharapkan keberhasilan. usaha merupakan modal pertama meraih kesuksesan. karena sukses tidaklah serta merta turun dari langit. perubahan hanya akan terjadi ketika orangnya mau berusaha untuk berubah. Allah berfirman,
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidaklah mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’du: 11).
Pertama, Berusaha disertai tawakkal
Inilah langkah awal yang selayaknya dilakukan oleh setiap yang mengharapkan keberhasilan. usaha merupakan modal pertama meraih kesuksesan. karena sukses tidaklah serta merta turun dari langit. perubahan hanya akan terjadi ketika orangnya mau berusaha untuk berubah. Allah berfirman,
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidaklah mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’du: 11).
Karena itu, dalam islam tidak ada kamus tawakal tanpa usaha. Karena setiap tawakal harus diawali usaha. Tawakal tanpa usaha diistilahkan dengan tawaaakal (pura-pura tawakal).
Namun ingat, juga jangan terlalu bersandar pada usaha dan kemampuan kita. karena semuanya berada di bawah kehendak Sang Maha Kuasa. Sehebat apapun usaha kita, jangan sampai membuat kita terlalu PD, sehingga mengesankan tidak membutuhkan pertolongan Allah.
Allah menjanjikan, orang yang bertawakkal akan dicukupi oleh Allah. sebagaimana disebutkan dalam firmannya,
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).” (QS. At-Thalaq: 3).
“Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).” (QS. At-Thalaq: 3).
Sebaliknya, orang yang tidak bertawakkal maka dikhawatirkan akan diuji dengan kegagalan. Sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bercerita: “Nabi Sulaiman pernah berikrar: “Malam ini aku akan menggilir 100 istriku. semuanya akan melahirkan seorang anak yang akan berjihad di jalan Allah.” beliau mengucapkan demikian dan tidak mengatakan: “InsyaaAllah”. Akhirnya tidak ada satupun yang melahirkan kecuali salah satu dari istrinya yang melahirkan setengah manusia (baca: manusia cacat). kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوِ اسْتَثْنَى، لَوُلِدَ لَهُ مِائَةُ غُلَامٍ كُلُّهُمْ يُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللهِ
“Andaikan Sulaiman mau mengucapkan InsyaaAllah niscaya akan terlahir 100 anak dan semuanya berjihad di jalan Allah.” (HR. Ahmad 7137 dan dishahihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth)
“Andaikan Sulaiman mau mengucapkan InsyaaAllah niscaya akan terlahir 100 anak dan semuanya berjihad di jalan Allah.” (HR. Ahmad 7137 dan dishahihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth)
Siapa kita dibanding Nabi Sulaiman ‘alaihis salam. Keinginan seorang Nabi yang tidak disertai tawakkal ternyata bisa menui kegagalan.
Kedua, Hindari sebab yang tidak memenuhi syarat
Ada sebagian orang yang ketika hendak ujian dia menempuh jalan pintas. Dia menggunakan sebab yang bertolak belakang dengan syariat. Ada yang datang ke orang pintar untuk minta perewangan. Ada yang makan kitab biar bisa cepat hafal. Ada yang dzikir tengah malam dengan membaca ribuan wirid yang tidak disyariatkan, dan seabreg trik lainnya untuk menggapai sukses.
Perlu kita tanamkan dalam lubuk hati kita bahwa segala sesuatu itu bisa dijadikan sebagai sebab jika memenuhi dua kriteria:
Ada hubungan sebab akibat yang terbukti secara ilmiyah. misalnya belajar dan menghafal adalah sebab untuk mendapatkan pengetahuan.
jika syarat pertama tidak terpenuhi maka harus ada syarat kedua, yaitu sebab tersebut ditentukan oleh dalil. sehingga meskipun sebab tersebut tidak terbukti secara ilmiyah memiliki hubungan dengan akibat namun selama ada dalil maka boleh dijadikan sebagai sebab. contoh, meruqyah dengan bacaan Al Qur’an untuk mengobati orang sakit. meskipun secara ilmiyah tidak bisa dibuktikan secara ilmiyah apakah hubungan antara bacaan Al-Qur’an dengan pengobatan, namun mengingat ada dalil yang menegaskan hal tersebut maka itu bisa dijadikan sebagai sebab.
jika ada sebab yang tidak memenuhi dua kriteria di atas maka menggunakan sebab tersebut hukumnya syirik kecil. karena berarti dia telah berdusta atas nama Allah. dia meyakini bahwa hal itu bisa dijadikan sebab padahal sama sekali Allah tidak menjadikan hal itu sebagai sebab.
Dan jika sebab yang ditempuh itu berupa amal, maka syaratnya harus ada dalilnya. jika tidak, bisa jadi terjerumus ke dalam jurang dosa bid’ah.
Ketiga, Perbanyak Istighfar
Sesungguhnya salah satu sumber utama kegagalan yang terjadi pada manusia adalah dosa dan maksiat. Allah tegaskan,
وَجَزَاء سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا
“Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa..” (QS. As-Syura: 40)
Salah satu dampak buruk dosa adalah bisa menghalangi kelancaran rizki. Sebagaimana dinyatakan dalam hadis,
إن الرجل ليحرم الرزق بالذنب يصيبه
Sesungguhnya seseorang terhalangi untuk mendapat rizki, disebabkan doa yang dia perbuat. (HR. Ahmad 22386 dan dihasankan Al-Albani).
Karena itu, agar kita terhindar dari dampak buruk perbuatan maksiat yang kita lakukan, perbanyaklah memohon ampunan kepada Allah. Perbanyak istighfar dalam setiap waktu yang memungkinkan untuk berdizkir. Kita berharap, dengan banyak istighfar, semoga Allah memberi ampunan dan memudahkan kita untuk mendapatkan apa yang diharapkan.
Dalam sebuah hadis dinyatakan,
مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا ، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا ، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Siapa yang membiasakan istigfar, Allah akan memberikan kelonggaran di setiap kesempitan, memberikan jalan keluar di setiap kebingungan, dan Allah berikan dia rizki dari arah yang tidak dia sangka. (HR. Abu Daud, Ibn Majah, Ahmad, Ad-Daruquthni, al-baihaqi dan yang lainnya).
Hadis ini dinilai dhaif oleh sebagian ulama, hanya saja maknanya sejalan dengan perintah Allah di surat Hud:
وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعاً حَسَناً إِلَى أَجَلٍ مُسَمّىً وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ
Perbanyaklah meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. (QS. Hud: 3)
Keempat, Banyak berdo’a
Perbanyaklah berdo’a kepada Allah. Meminta segala hal yang kita butuhkan. Baik dalam urusan akhirat maupun dunia. Karena semakin sering mengetuk pintu maka semakin besar peluang untuk dibuka-kan pintu tersebut. Semakin sering kita berdo’a, semakin besar peluang untuk dikabulkan. Namun perlu diingat, jangan suka minta dido’akan orang lain. Karena berdo’a sendiri itu lebih berpeluang untuk dikabulkan dari pada harus melalui orang lain. Lebih-lebih di saat kita sedang membutuhkan pertolongan. Akan ada perasaan berharap yang lebih besar bila dibandingkan dengan do’a yang diwakilkan orang lain. Disamping itu, berdo’a sendiri lebih menunjukkan ketergantungan kita kepada Allah secara langsung. Dan kita melepaskan diri dari ketergantungan pada orang lain.
Kelima, Pegang Prinsip Kejujuran dan Hindari bentuk penipuan
Pernahkah kita menyadari bahwa plagiat dan mencontek ketika ujian termasuk bentuk penipuan. Adakah diantara kita yang sadar bahwa melakukan pelanggaran dalam ujian termasuk bentuk kedustaan. Pernahkah kita merasa bahwa hal itu membawa konsekuensi dosa. mungkin ada diantara kita yang beranggapan kalo itu tak ada hubungannya dengan agama. Ini lain urusan antara UN dengan agama. tak ada kaitannya dengan urusan akhirat.
Perlu kita sadari bahwa apapun bentuk pelanggaran yang kita lakukan ketika ujian, baik itu bentuknya mencontek, plagiat, catatan, pemalsuan data dan pelanggaran lainnya, hukumnya haram dan dosa besar. Tinjauannya:
1. Perbuatan itu terhitung sebagai bentuk penipuan. karena orang yang melihat nilai kita beranggapan bahwa itu murni usaha kita yang dilakukan dengan jujur dan sportif. padahal hakekatnya itu adalah hasil kerja gabungan, kerja kita dan teman-teman sekitar kita. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا
“Barangsiapa yang menipu kami maka bukan termasuk golongan kami.” (HR. Muslim).
Imam Ibnu Utsaimin menjelaskan bahwa perbuatan menipu ini termasuk dosa besar. karena diancam dengan kalimat: “bukan termasuk golongan kami”. (lihat Syarh Riyadhus Sholihin Syarh hadis Bab: Banyaknya jalan menuju kebaikan).
Komite tetap tim fatwa Saudi pernah ditanya tentang masalah pelanggaran ketika ujian. Mereka menjawab: “Menipu dalam ujian pembelajaran atau yang lainnya itu haram. Orang yang melakukannya termasuk pelaku salah satu dosa besar.
Komite tetap tim fatwa Saudi pernah ditanya tentang masalah pelanggaran ketika ujian. Mereka menjawab: “Menipu dalam ujian pembelajaran atau yang lainnya itu haram. Orang yang melakukannya termasuk pelaku salah satu dosa besar.
2. Perbuatan ini termasuk diantara sifat orang yang diancam dengan adzab.
Allah berfirman, yang artinya:
وَيُحِبُّونَ أَنْ يُحْمَدُوا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا فَلَا تَحْسَبَنَّهُمْ بِمَفَازَةٍ مِنَ الْعَذَابِ
“…dan mereka yang suka dipuji atas perbuatan yang tidak mereka lakukan, jangan sekali-kali kamu mengira bahwa mereka akan lolos dari adzab…” (QS. Ali Imran: 188).
وَيُحِبُّونَ أَنْ يُحْمَدُوا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا فَلَا تَحْسَبَنَّهُمْ بِمَفَازَةٍ مِنَ الْعَذَابِ
“…dan mereka yang suka dipuji atas perbuatan yang tidak mereka lakukan, jangan sekali-kali kamu mengira bahwa mereka akan lolos dari adzab…” (QS. Ali Imran: 188).
Kita yakin, orang yang suka melakukan pelanggaran ketika ujian pasti tidak lepas dari tujuan mencari nilai bagus. Disadari maupun tidak, ketika ada orang yang memuji nilai UN yang kita peroleh pasti akan ada perasaan bangga dalam diri kita. Meskipun kita yakin betul kalo itu bukan murni kerja kita. Oleh karena itu, bagi yang punya kebiasaan demikian, segeralah bertaqwa kepada Allah. Mudah-mudahan kita tidak digolongkan seperti ayat di atas.
3. Perbuatan semacam tergolong sebagai orang yang mengenakan pakaian kedustaan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْمُتَشَبِّعُ بِمَا لم يعط كلابس ثوب زور
“Orang yang merasa bangga dengan apa yang tidak dia dapatkan maka seolah dia memakai dua pakaian kedustaan.” (HR. Ahmad & Al Bukhari dalam Adabul Mufrad dan dishahihkan Al Albani).
إِنَّ الْمُتَشَبِّعُ بِمَا لم يعط كلابس ثوب زور
“Orang yang merasa bangga dengan apa yang tidak dia dapatkan maka seolah dia memakai dua pakaian kedustaan.” (HR. Ahmad & Al Bukhari dalam Adabul Mufrad dan dishahihkan Al Albani).
Dijelaskan oleh An Nawawi bahwa yang dimaksud “Orang yang merasa bangga dengan apa yang tidak dia dapatkan” adalah orang yang menampakkan bahwa dirinya telah mendapatkan keutamaan padahal aslinya dia tidak mendapatkannya. (lih. Faidhul Qodir 6/338).
Orang semacam ini termasuk orang yang menipu orang lain. Dia menampakkan seolah dirinya orang pinter, nilainya-nya bagus, padahal aslinya….
Ujian adalah amanah untuk dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Sebagai muslim yang baik, selayaknya kita jaga amanah ini dengan baik. Amanah ilmiah yang selayaknya kita tunaikan dengan penuh tanggung jawab. Karena itulah yang akan mengantarkan kepada kebahagiaan. Bukan jaminan orang yang nilai UN-nya baik, pasti mendapatkan peluang hidup yang lebih nyaman. Ingat, kedustaan dan kecurangan akan mengundang kita untuk melakukan kedustaan berikutnya, dalam rangka menutupi kedustaan sebelumnya. Dan bisa jadi itu terjadi secara terus-menerus. Berbeda dengan kejujuran, dia akan mengantarkan pada ketenangan, dan selanjutnya mengantarkan pada jalan kebaikan dan surga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى البِرِّ، وَإِنَّ البِرَّ يَهْدِي إِلَى الجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا. وَإِنَّ الكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفُجُورِ، وَإِنَّ الفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
Sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim no. 2607)
Sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim no. 2607)
Diringakas dari:
+ Create Comment + 33 Responses so far.
ada jua pensilnya dibawa kedukun lalu dijambi jambi heeeee
semoga adek2 kita, tahun ini bisa lulus 100% amin
met mlm mas wah gitu'y mas aturan dan aturan mainnya, trmksih mas infonya
makasih ya pak nasehatnya hehehehe
@S. WidodoAamiin3x.... doakan ya nak semoga sy cepat jd bapak.. *smile
apapun ujian yg akan dihadapi yg penting berdoa dan berusaha, jgn dgn cara2 tidak halal.
semoga mereka2 yg mengambil ujian suksus semuanya
poin nomor 5 bagian ke 2 ngeri juga ya aku jd takut semoga aku tidak pernah melakukan HAL seperti itu,
tadi sy nonton diberita, meskipun udah 20 paket, tapi tetep masih bisa nyontek dan sms-an, hebat
@Rohis Facebook Aamiin...
wah, komen utk posting sblm ini ditutup ternyata. Komen dimari ahh...
Mau ujian sampai sebegitunya yaaa, padahalkan untuk meminta sesuatu tuh nggak perlu pakai perantara. :D
Semoga adik-adik bisa lulus UN dg hasil yang memuaskan deh. Ingat, UN bukanlah jenjang terakhir. Setelah UN, masih ada tahap-tahap pembelajaran yg harus dilalui. Belajar di universitas kehidupan yg sesungguhnya.
Saya menangkap satu pelajaran dari membaca postingan ini, intinya betapa indah kalau hasil yang kita peroleh itu memang karena hasil jerih payah kita sendiri.
Lalu bagaimana kalau hasilnya tidak sesuai dengan yang kita inginkan? Ini yang sering menjadi masalah, yang membuat orang bisa menghalalkan segala cara dalam meraih sesuatu.
Assalamualaikum, sudah lama tak bersilaturahim di blogini :D
Terima kasih atas berbagi nasehatnya
Lumayan nasehatnya sedikit membantu gan.
Intinya adl sesuai dg pemikiran kita sendiri...
Beratttt, kl yg dilakukan adl Sistem Kebut Semalam,
banyak berdoa kalau bisa malamnya tahajud istighfar yang banyak nanti pikiran cemerlang
@Bayu Handonowaalaykumsalam warohmatullah....!
terima kasih msh ingat dengan RF *smile
Wah , tapi yang terpenting harus pensil nya...pensilnya harus tidak tajam dan tidak tumpul.lulus uji komputer. dan 2b .... istighfar juga harus diperbanyak , shalat tahajjud juga harus di'sering'kan :)
yang kelima itu, waduh...
koq masih ja banyak kecurangan yg dilakukan, padahal pemerintah sudah mencoba berbagai cara utk melakukan kecurangan...
haduh nih... teman2 nih juga pada ada saja kecurangan yg dilakukannya...
fyuh.... mau nasehati juga gimana, emank sulit deh...
owh, iya, izin, bisa di share kah ini???
@JeQsilahkan dishare, makasih...*smile
saya cuman lewat dan berkomentar saja
sperti biasa blogwalking gan ^_^
nasehat yang bermanfaat, semoga bisa di amalkan oleh adik adik yang sedang ujian
Belajar rajin, doa, dan percaya diri serta tenang dalam menghadapi ujian, insya Allah akan bisa melalui dengan baikِ
semoga semngt semua kalau ujian dan ngk nyontek lho ya...hehe
tetep semangat aja dah.. pedomannya cita2 :D
berita terbaru yang saiia terima dari salah satu temen yang guru kang.. katanya walaupun uda beda2 soalnya.. ttp masii bocor kang soalnya :( gmn itu... :(
Dijaman saya dulu walaupun lumayan berat soal2nya tapi kita menghadapinya lapang aja, malah anak2 sekarang ini kayaknya over.. terlihat dari berita2 yang menentang UN, belum lagi ada yg sampai bunuh diri gara2 gak lulus. Hmmm,, yang diperlukan selain kesiapan mata pelajaran juga mental
semoga UN tahun ini...berjalan lancar,bersih dan para siswa mendaptkan nilai yg di hrpkan.. :)
benar-benar nasihat yang sangat bermanfaat buat para siswa yang ikut UN,
tapi saya sangat sayangkan, karena siswa siswi peserta UN harus mengorbankan masa depannya karena pelaksanaan UN yang tidak becus, apalagi mentri pendidikannya bersikap seolah masalah ini adalah masalah yang dipandang sebelah mata
moga aja lancar ya UN di INDONESIA.,
aminn., :D
Bagus sekali kang materinya, tapi sayang, UN tahun ini kacau .. :( Oiya kang, ijin follow blognya yah .. Follbek dong .. :D
@Nazar Darksilahkan.., makasih *smile
Posting Komentar
Terima Kasih banyak atas saran dan kritiknya.
Sama seperti peraturan yang dibuat oleh para blogger pada umumnya.., cuma disini saya harapkan agar para pengunjung untuk lebih fokus pada artikel kami yang bertemakan Agama (Islam), khususnya untuk saudara-saudari kami yang Muslim dan Muslimah.
0. Yang OOT silahkan masuk ke menu Buku Tamu/Blogwalking!
1. Komentar yang berbau JUDI/TOGEL, Porno tidak akan di Moderasi!
2. Komentar yang berbau JUDI/TOGEL, Porno tidak akan di Moderasi!
3. Harus Sopan
4. Admin tidak meladeni Debat kusir
5. Bercanda gk boleh ada unsur pornonya dan unsur Bohongnya
6. Silahkan melampirkan link Mati, gk boleh link hidup