Gus Sholah dan Natal |
Oleh: Ust. Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah
yang telah menunjuki kita kepada keimanan. Shalawat dan salam semoga
terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para shabatnya.
Pernyataan nyeleneh datang lagi dari keluarga besar mendiang Gusdur. Sholahuddin Wahid yang lebih akrab dipanggil Gus Sholah - Adik Gus Dur yang kini mengelola Pondok Pesantren Tebuireng- mengatakan, umat Islam sah-sah saja mengucapkan Natal kepada umat Kristiani. Pasalnya, tidak ada dasar yang melarang Muslim mengucapkan natal.
"Mengucapkan Natal adalah bentuk ungkapan saling menghormati antarpemeluk agama," kata Gus Sholah kepada Kompas.com, Jakarta, Kamis (20/12/2012).
Menurutnya, saling mengucapkan selamat itu bagian kehidupan sosial dan tak masuk dalam ranah ritual peribadatan. "Itu masalah muamalah (hubungan antar manusia)," katanya.
Pernyataan nyeleneh datang lagi dari keluarga besar mendiang Gusdur. Sholahuddin Wahid yang lebih akrab dipanggil Gus Sholah - Adik Gus Dur yang kini mengelola Pondok Pesantren Tebuireng- mengatakan, umat Islam sah-sah saja mengucapkan Natal kepada umat Kristiani. Pasalnya, tidak ada dasar yang melarang Muslim mengucapkan natal.
"Mengucapkan Natal adalah bentuk ungkapan saling menghormati antarpemeluk agama," kata Gus Sholah kepada Kompas.com, Jakarta, Kamis (20/12/2012).
Menurutnya, saling mengucapkan selamat itu bagian kehidupan sosial dan tak masuk dalam ranah ritual peribadatan. "Itu masalah muamalah (hubungan antar manusia)," katanya.
Gus Sholah melakukan pembenaran terhadap
kesimpulannya yang berlawanan dengan fatwa para ulama lainnya dengan
alasan, "Aspek sosial tidak pernah melarang Muslim mengucapkan Natal.
Saya sendiri juga mengucapkan Natal." (Kompas.com, , Kamis, 20/12/2012).
Padahal kebenaran tidak diukur dengan Gus Sholah, tapi Gus Sholah yang diukur dengan kebenaran. Jika tidak sesuai dengannya maka berarti ia salah. Jika diperhatikan, ucapan selamat Natal kepada umat Kristiani menunjukkan tidak adanya pengingkaran terhadap keyakinan batil mereka. Di dalam ucapan ini juga terdapat pengakuan atas syi’ar-syi’ar kekufuran dan ridha terhadapnya walaupun dia sendiri tidak ridha kekufuran itu bagi dirinya. Silahkan baca tulisan kami sebelumnya: Inilah Alasannya Mengapa Ucapan Selamat Natal Itu Terlarang Bagi Muslim.
Selanjutkan kami akan berikan tambahan bantahan dan pelurusan terhadap pernyataannya yang nyeleneh tersebut yang bukan hanya bagian kehidupan sosial dan masalah muamalah (hubungan antar manusia).
Padahal kebenaran tidak diukur dengan Gus Sholah, tapi Gus Sholah yang diukur dengan kebenaran. Jika tidak sesuai dengannya maka berarti ia salah. Jika diperhatikan, ucapan selamat Natal kepada umat Kristiani menunjukkan tidak adanya pengingkaran terhadap keyakinan batil mereka. Di dalam ucapan ini juga terdapat pengakuan atas syi’ar-syi’ar kekufuran dan ridha terhadapnya walaupun dia sendiri tidak ridha kekufuran itu bagi dirinya. Silahkan baca tulisan kami sebelumnya: Inilah Alasannya Mengapa Ucapan Selamat Natal Itu Terlarang Bagi Muslim.
Selanjutkan kami akan berikan tambahan bantahan dan pelurusan terhadap pernyataannya yang nyeleneh tersebut yang bukan hanya bagian kehidupan sosial dan masalah muamalah (hubungan antar manusia).
. . . ucapan selamat Natal kepada umat Kristiani menunjukkan tidak adanya pengingkaran terhadap keyakinan batil mereka. Di dalam ucapan ini juga terdapat pengakuan atas syi’ar-syi’ar kekufuran dan ridha terhadapnya walaupun dia sendiri tidak ridha kekufuran itu bagi dirinya. . . .
Prinsip Akidah Islam Dalam Surat Al-Ikhlas
Mayoritas kaum muslimin pastinya hafal
surat Al-Ikhlas, pastinya juga Cendekiawan Muslim Sholahuddin Wahid.
Karena suratnya sangat pendek dan sedikit. Namun di dalamnya terkandung
fadhilah/keutamaan yang luar biasa. Yaitu menyamai sepertiga Al-Qur'an
sebagaimana yang tercantum dalam Shahihain. Maksudnya, pahala membaca
surat al-Ikhlas adalah seperti membaca sepertiga Al-Qur'an.
Kenapa demikian? Karena Al-Qur'an berisi tiga bagian: Sepertiganya membicarakan hukum, sepertiga kedua tentang janji dan ancaman, dan sepertiga terakhir menjelaskan tentang nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya. Sementara surat Al-Ikhlas mengumpulkan bagian seperti terahir. (Lihat: Majmu' al-Fatawa, Ibnu Taimiyah: 17/103)
Surat al-Ikhlas juga menjadi bagian Al-Qur'an yang rutin dizikirkan sesudah shalat. Bahkan sesudah shalat Shubuh dan Maghrib dibaca tiga kali. Karena inilah wajar sekali kalau setiap muslim menghafalnya. Bahkan tidak sedikit murid-murid TK yang sudah menghafalnya.
Surat Al-Ikhlas mengandung prinsip-prinsip pokok dalam akidah Islam. Di mana setiap muslim wajib meyakininya, dan tak boleh ia jahil terhadapnya. Yaitu, bahwa Allah adalah Tuhan yang Esa. Tidak ada Tuhan yang sesungguhnya (haq) kecuali hanya Dia semata. Dia tidak beranak dan Tidak diperanakkan. Dan tak ada seorangpun yang sebanding/setara dengan Dia.
Siapapun yang tidak memiliki keyakinan semacam ini, atau ragu dengannya maka dia keluar dari Islam (menjadi kafir). Seperti orang yang meyakini bahwa Nabi Isa (Jesus,-dalam Istilah Kristen) adalah anak Allah, satu dari tiga oknum tuhan, atau Allah itu sendiri.
Kenapa demikian? Karena Al-Qur'an berisi tiga bagian: Sepertiganya membicarakan hukum, sepertiga kedua tentang janji dan ancaman, dan sepertiga terakhir menjelaskan tentang nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya. Sementara surat Al-Ikhlas mengumpulkan bagian seperti terahir. (Lihat: Majmu' al-Fatawa, Ibnu Taimiyah: 17/103)
Surat al-Ikhlas juga menjadi bagian Al-Qur'an yang rutin dizikirkan sesudah shalat. Bahkan sesudah shalat Shubuh dan Maghrib dibaca tiga kali. Karena inilah wajar sekali kalau setiap muslim menghafalnya. Bahkan tidak sedikit murid-murid TK yang sudah menghafalnya.
Surat Al-Ikhlas mengandung prinsip-prinsip pokok dalam akidah Islam. Di mana setiap muslim wajib meyakininya, dan tak boleh ia jahil terhadapnya. Yaitu, bahwa Allah adalah Tuhan yang Esa. Tidak ada Tuhan yang sesungguhnya (haq) kecuali hanya Dia semata. Dia tidak beranak dan Tidak diperanakkan. Dan tak ada seorangpun yang sebanding/setara dengan Dia.
Siapapun yang tidak memiliki keyakinan semacam ini, atau ragu dengannya maka dia keluar dari Islam (menjadi kafir). Seperti orang yang meyakini bahwa Nabi Isa (Jesus,-dalam Istilah Kristen) adalah anak Allah, satu dari tiga oknum tuhan, atau Allah itu sendiri.
Allah Ta'ala berfirman,
لَقَدْ
كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ
وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي
وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ ُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ
عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ
أَنْصَارٍ
"Sesungguhnya telah kafirlah
orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra
Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israel, sembahlah
Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga,
dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu
seorang penolong pun." (QS. Al-Maidah: 72)
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ
"Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga"." (QS. Al-Maidah: 73)
Al-Qur'an menyebutkan tentang dialog antara Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Nabi Isa 'Alaihis Salam tentang pengklaiman umatnya, ia sebagai anak Allah.
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?" Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)-nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu." (QS. Al-Maidah: 116-117)
Allah sangat murka dengan tuduhan bahwa ia menjadikan anak untuk-Nya. Bahkan langitpun hampir pecah, bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh karena ucapan yang munkar ini.
Al-Qur'an menyebutkan tentang dialog antara Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Nabi Isa 'Alaihis Salam tentang pengklaiman umatnya, ia sebagai anak Allah.
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?" Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)-nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu." (QS. Al-Maidah: 116-117)
Allah sangat murka dengan tuduhan bahwa ia menjadikan anak untuk-Nya. Bahkan langitpun hampir pecah, bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh karena ucapan yang munkar ini.
وَقَالُوا
اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا تَكَادُ
السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الأرْضُ وَتَخِرُّ
الْجِبَالُ هَدًّا أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا وَمَا يَنْبَغِي
لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا
"Dan mereka berkata: "Tuhan Yang
Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak". Sesungguhnya kamu telah
mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir langit
pecah karena ucapan itu, bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh. Karena
mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak
bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada
seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang
Maha Pemurah selaku seorang hamba." (QS. Maryam: 88-95)
Karenanya seorang muslim wajib memiliki sikap tegas dan jelas kepada mereka yang menuduh Allah punya anak. Ia berbara' (berlepas diri) dari mereka atas keyakinan batil ini. Karena keyakinan ini sangat-sangat menyakiti Allah Ta'ala dan membuat Dia murka. Disebutkan dalam sebuah hadits Shahih, "Tak seorangpun yang lebih sabar daripada Allah saat mendengar sesuatu yang menyakitinya. Mereka membuat anak untuk Allah, padahal Allah-lah yang memberi mereka rizki dan kesehatan kepada mereka." (HR. al-Bukhari)
Dalam riwayat al-Bukhari lainnya, Allah menyebut tindakan mengklaim Allah punya anak sebagai tindakan mencela Allah. Karena, jika Allah memiliki anak berarti Allah butuh kepada selain-Nya dan pastinya ada Tuhan selain Diri-Nya karena seorang anak itu pasti mewarisi sifat dari orang tuanya.
Sikap tegas ini telah Allah perintahkan kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan umatnya, yaitu agar mengajak mereka keluar dari keyakinan batil ini, lalu menuhankan Allah semata.
Karenanya seorang muslim wajib memiliki sikap tegas dan jelas kepada mereka yang menuduh Allah punya anak. Ia berbara' (berlepas diri) dari mereka atas keyakinan batil ini. Karena keyakinan ini sangat-sangat menyakiti Allah Ta'ala dan membuat Dia murka. Disebutkan dalam sebuah hadits Shahih, "Tak seorangpun yang lebih sabar daripada Allah saat mendengar sesuatu yang menyakitinya. Mereka membuat anak untuk Allah, padahal Allah-lah yang memberi mereka rizki dan kesehatan kepada mereka." (HR. al-Bukhari)
Dalam riwayat al-Bukhari lainnya, Allah menyebut tindakan mengklaim Allah punya anak sebagai tindakan mencela Allah. Karena, jika Allah memiliki anak berarti Allah butuh kepada selain-Nya dan pastinya ada Tuhan selain Diri-Nya karena seorang anak itu pasti mewarisi sifat dari orang tuanya.
Sikap tegas ini telah Allah perintahkan kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan umatnya, yaitu agar mengajak mereka keluar dari keyakinan batil ini, lalu menuhankan Allah semata.
قُلْ يَا
أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا
وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا
وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ
تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
"Katakanlah: "Hai Ahli Kitab,
marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah
dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula)
sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah.
Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa
kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)"." (QS. Ali Imran: 64)
. . . seorang muslim wajib memiliki sikap tegas dan jelas kepada mereka yang menuduh Allah punya anak. Ia berbara' (berlepas diri) dari mereka atas keyakinan batil ini. Karena keyakinan ini sangat-sangat menyakiti Allah Ta'ala dan membuat Dia murka. . .
Namun sayang, apa yang diserukan Gus
Sholah tidak sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an untuk memperingatkan umat
Nasrani akan keyakinan sesat mereka dan mengajak mereka untuk kembali
kepada kayakinan yang lurus. Tapi sebaliknya, ia malah menunjukkan
persetujuannya terhadap keyakinan batil tersebut dengan mengucapkan
selamat Natal. Yang menunjukkan pengakuan atas syi’ar-syi’ar kekufuran
dan ridha terhadapnya. Sehingga tidak mungkin dengan sikap ini, umat
nasrani meninggalkan kekufuran dan kesesatan yang mereka berada di
atasnya. [PurWD/voa-islam.com]
+ Create Comment + 2 Responses so far.
Bagaimana bisa mengucapkan selamat untuk hari besar agama lain adalah hanya sekedar interaksi sosial.
Bahkan secara nurani saya merasa aneh kepada mereka yang muslim yang entah tanpa dasar atau ikut2an mengucapkan selamat kepada hari raya agama selain islam.
Lalu dimanakah letak hormat dan tunduk kepada "innaddiina indallahil.islam". Karena mengucapkan selamat kepada hari raya umat beragama lain sama halnya juga membenarkan syiar mereka.
Cmiiw
@joze Rhpymksh ats pengertiannya. mf br sempat menanggapi. :)
Begitulah Islam Bro! semua prmasalahan tlh dijelaskan scr sempurna (baca:detail), beda dgn agama2 SELAIN Islam, di Islam mulai dr cr msk WC, mandi, brhububungan suami-istri dst.., mulai dr masalah2 kecil hingga masalah2 besar(baca:Prinsipil),
mengapa Islam Agama yg sempurna? cz Islam adlh agama penutup sekaligus agama penyempurna bg agama2 selain islam, jd jk ingin memiliki ajaran agama yg lengkap (baca:sempurna) maka masuklah Islam! :D
--
jk brkenan sobat bs mampir kesini:
Jika Natal Tiba, Ada Peluang Besar untuk Mendakwahi Umat Kristen (1) (http://rohis-facebook.blogspot.co.id/2015/12/jika-natal-tiba-ada-peluang-besar-untuk_15.html)
smg brmanfaat.
smg Allah mbrimu Hidayah bro joze Rhpy, aamiin3x...
Posting Komentar
Terima Kasih banyak atas saran dan kritiknya.
Sama seperti peraturan yang dibuat oleh para blogger pada umumnya.., cuma disini saya harapkan agar para pengunjung untuk lebih fokus pada artikel kami yang bertemakan Agama (Islam), khususnya untuk saudara-saudari kami yang Muslim dan Muslimah.
0. Yang OOT silahkan masuk ke menu Buku Tamu/Blogwalking!
1. Komentar yang berbau JUDI/TOGEL, Porno tidak akan di Moderasi!
2. Komentar yang berbau JUDI/TOGEL, Porno tidak akan di Moderasi!
3. Harus Sopan
4. Admin tidak meladeni Debat kusir
5. Bercanda gk boleh ada unsur pornonya dan unsur Bohongnya
6. Silahkan melampirkan link Mati, gk boleh link hidup