Home » » Jangan Berkata : 'Sial banget..gara-gara Hujan aku Rugi'

Jangan Berkata : 'Sial banget..gara-gara Hujan aku Rugi'


Jangan Sampai Mencela Waktu! 
"Sial banget hari ini, kami selalu kalah jika bertanding pas hari Rabu?", ujar seseorang ketika kalah bertanding futsal.
"Bulan Suro, bulan penuh petaka!", kata seseorang yang sering menaruh sial pada bulan Suro ketika ia dapati berbagai musibah.
Bolehkah mencela waktu seperti itu?
Perlu kita ketahui bersama bahwa mencela waktu adalah kebiasaan orang-orang musyrik. Mereka menyatakan bahwa yang membinasakan dan mencelakakan mereka adalah waktu. Allah pun mencela perbuatan mereka ini. Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ
Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa (waktu)", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS. Al Jatsiyah [45] : 24). Jadi, mencela waktu adalah sesuatu yang tidak disenangi oleh Allah. Itulah kebiasan orang musyrik dan hal ini berarti kebiasaan yang jelek.
Begitu juga dalam berbagai hadits disebutkan mengenai larangan mencela waktu.
Dalam shohih Muslim, dibawakan Bab dengan judul ’larangan mencela waktu (ad-dahr)’. Di antaranya terdapat hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يُؤْذِينِى ابْنُ آدَمَ يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
Allah ’Azza wa Jalla berfirman,’Aku disakiti oleh anak Adam. Dia mencela waktu, padahal Aku adalah (pengatur) waktu, Akulah yang membolak-balikkan malam dan siang.” (HR. Muslim no. 6000)
Dalam lafadz yang lain, beliau shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يُؤْذِينِى ابْنُ آدَمَ يَقُولُ يَا خَيْبَةَ الدَّهْرِ. فَلاَ يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ يَا خَيْبَةَ الدَّهْرِ. فَإِنِّى أَنَا الدَّهْرُ أُقَلِّبُ لَيْلَهُ وَنَهَارَهُ فَإِذَا شِئْتُ قَبَضْتُهُمَا
Allah ’Azza wa Jalla berfirman,’Aku disakiti oleh anak Adam. Dia mengatakan ’Ya khoybah dahr’ [ungkapan mencela waktu, pen]. Janganlah seseorang di antara kalian mengatakan ’Ya khoybah dahr’ (dalam rangka mencela waktu, pen). Karena Aku adalah (pengatur) waktu. Aku-lah yang membalikkan malam dan siang. Jika suka, Aku akan menggenggam keduanya.”  (HR. Muslim no. 6001)
An Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shohih Muslim (7/419) mengatakan bahwa orang Arab dahulu biasanya mencela masa (waktu) ketika tertimpa berbagai macam musibah seperti kematian, kepikunan, hilang (rusak)-nya harta dan lain sebagainya sehingga mereka mengucapkan ’Ya khoybah dahr’ (ungkapan mencela waktu, pen) dan ucapan celaan lainnya yang ditujukan kepada waktu.
Setelah dikuatkan dengan berbagai dalil di atas, jelaslah bahwa mencela waktu adalah sesuatu yang telarang. Kenapa demikian? Karena Allah sendiri mengatakan bahwa Dia-lah yang mengatur siang dan malam. Apabila seseorang mencela waktu dengan menyatakan bahwa bulan ini adalah bulan sial atau bulan ini selalu membuat celaka, maka sama saja dia mencela Pengatur Waktu, yaitu Allah ’Azza wa Jalla.
Perlu diketahui bahwa mencela waktu bisa membuat kita terjerumus dalam dosa bahkan bisa membuat kita terjerumus dalam syirik akbar (syirik yang mengekuarka pelakunya dari Islam). Perhatikanlah rincian Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaiminrahimahullah dalam Al Qoulul Mufid ’ala Kitabit Tauhid berikut.
Mencela waktu itu terbagi menjadi tiga macam:
Pertamajika dimaksudkan hanya sekedar berita dan bukanlah celaan, kasus semacam ini diperbolehkan. Misalnya ucapan, ”Kita sangat kelelahan karena hari ini sangat panas” atau semacamnya. Hal ini diperbolehkan karena setiap amalan tergantung pada niatnya. Hal ini juga dapat dilihat pada perkataan Nabi Luth ’alaihis salam,
هَـذَا يَوْمٌ عَصِيبٌ
Ini adalah hari yang amat sulit." (QS. Hud [11] : 77)
Keduajika menganggap bahwa waktulah pelaku yaitu yang membolak-balikkan perkara menjadi baik dan buruk, maka ini bisa termasuk syirik akbar. Karena hal ini berarti kita meyakini bahwa ada pencipta bersama Allah yaitu kita menyandarkan berbagai kejadian pada selain Allah. Barangsiapa meyakini ada pencipta selain Allah maka dia kafir. Sebagaimana seseorang meyakini bahwa ada sesembahan selain Allah, maka dia juga kafir.
Ketiga; jika mencela waktu karena waktu adalah tempat terjadinya perkara yang dibenci, maka ini adalah haram dan tidak sampai derajat syirik. Tindakan semacam ini termasuk tindakan bodoh (alias ’dungu’) yang menunjukkan kurangnya akal dan agama. Hakikat mencela waktu, sama saja dengan mencela Allah karena Dia-lah yang mengatur waktu, di waktu tersebut Dia menghendaki adanya kebaikan maupun kejelekan. Maka waktu bukanlah pelaku. Tindakan mencela waktu semacam ini bukanlah bentuk kekafiran karena orang yang melakukannya tidaklah mencela Allah secara langsung. –Demikianlah rincian dari beliau rahimahullah yang sengaja kami ringkas-
Maka perhatikanlah saudaraku, mengatakan bahwa waktu tertentu atau bulan tertentu adalah bulan sial atau bulan celaka atau bulan penuh bala bencana, ini sama saja dengan mencela waktu dan ini adalah sesuatu yang terlarang. Mencela waktu bisa jadi haram, bahkan bisa termasuk perbuatan syirik. Hati-hatilah dengan melakukan perbuatan semacam ini. Oleh karena itu, jagalah selalu lisan ini dari banyak mencela. Jagalah hati yang selalu merasa gusar dan tidak tenang ketika bertemu dengan satu waktu atau bulan yang kita anggap membawa malapetaka. Ingatlah di sisi kita selalu ada malaikat yang akan mengawasi tindak-tanduk kita.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ (16) إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17)
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan para malaikat Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.” (QS. Qaaf [50] : 16-17)
Semoga Allah memberi taufik untuk menjaga lisan ini dari murka-Nya.
Muhammad Abduh Tuasikal

Admin RF: Judul Asli dari artikel diatas: Jangan Sampai Mencela Waktu!

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Rohis Facebook

+ Create Comment + 11 Responses so far.

4 November 2011 pukul 15.57

dibalik sebuah ujian/petaka pastilah ada sesuatu yg indah yg sedang Allah berikan ,,cuman kadang2 kita(termasuk saya) salah salah menyikapinya n kurang ikhlas dengan semua itu alias ngeliat sesuatu yg di atas kita bukan liat kebawh ... ujian atau kenikmatan juga tergantung gimna qt menilainya ..berlimpah uang n harta juga bsa disebut ujian klo kita mau ...

4 November 2011 pukul 15.59

ya intinya harus pinter2 memanage waktu dan yg paling utama memanage hati

4 November 2011 pukul 19.28

setuju setuju ^^ gak boleh ngomong kayak gitu~

4 November 2011 pukul 20.19

Subhanallah, selalu ada rtikel yang bermanfaat disini......
Sesungguhnya Mengikuti Prasangka Hambanya....
ketika kita berprasangka buruk terhadap-Nya, maka itulah yang akan kita dapatkan, yaitu "sesuatu yang buruk".....
begitu juga dengan ciptaannya, seperti yang diceritakan mas Rohis, yaitu waktu....
Allah pun Bersumpah dengan nama Waktu...
(Wadhuha -demi waktu dhuha- dan wal-fajri -demi waktu fajar-).......
jadi, hati-hati dengan pikiran kita.....
karna apa yang kita pikirkan, itulah yang akan kita dapatkan.....
trimakasih artikelnya,
sangat bermanfaat

5 November 2011 pukul 08.35

Saudara Green KLOPERER@
betul skali sob.., apapun kejadian yg Allah timpakan kpd hamba2-Nya pastilah ada hikmax..,
betul sekali Sob bhwa ujian bkn hny sekedar nikmat yg dirasa tp juga kesusahan yg dirasa...,
makasih ya dah berkunjung & komen *smile

5 November 2011 pukul 08.44

Saudara al kahfi@ iya mas betul..,makasih ya dah berkunjung & komen *smile

Nurmayanti Zain@
iya...,sama jaki *smile
makasih ya dah berkunjung & komen *smile

Pak Zaenal@
syukran tas tausiyah singkatnya Pak.. makasih ya dah berkunjung & komen *smile

5 November 2011 pukul 12.16

sepakat....

Anonim
7 November 2011 pukul 14.55

benar sahabat, setiap apa jua yang diturunkan oleh Allah swt mempunyai hikmah & rahsia yg tersembunyi, pandanglah ia dari sudut yg positif

7 November 2011 pukul 15.40

Jika kita mengeluhkan tentang kedatangan hujan yang dianggap menghalangi rencana kita, ketahuilah sesungguhnya kita mengeluhkan atas rahmat Allah pula...

alhamdulilah ada pelajaran yang bisa saya ambil dari sini.. :)

9 November 2011 pukul 08.54

thanks 4 sharing..

14 Juni 2013 pukul 04.37

Terimakasih :)
ilmunya sudah diserap. sering kejadian yang seperti ini di kehidupan sehari-hari. semoga kita bisa jadi pribadi yang semakin baik. aamiin :)

Posting Komentar

Terima Kasih banyak atas saran dan kritiknya.

Sama seperti peraturan yang dibuat oleh para blogger pada umumnya.., cuma disini saya harapkan agar para pengunjung untuk lebih fokus pada artikel kami yang bertemakan Agama (Islam), khususnya untuk saudara-saudari kami yang Muslim dan Muslimah.

0. Yang OOT silahkan masuk ke menu Buku Tamu/Blogwalking!
1. Komentar yang berbau JUDI/TOGEL, Porno tidak akan di Moderasi!
2. Komentar yang berbau JUDI/TOGEL, Porno tidak akan di Moderasi!
3. Harus Sopan
4. Admin tidak meladeni Debat kusir
5. Bercanda gk boleh ada unsur pornonya dan unsur Bohongnya
6. Silahkan melampirkan link Mati, gk boleh link hidup