Inilah cara menjadi Bill Gates? |
Di dunia ini sudah banyak sekali buku-buku atau seminar yang memaparkan kiat-kiat atau rahasia menjadi seseorang pakar (baca: expert). Entah sudah berapa jumlahnya. Tapi di tahun 2008, seorang mantan reporter Washington Post menerbitkan sebuah buku yag bercerita tentang isu di atas. Judulnya "Outliers: Rahasia Menuju Sukses". Entah sebuah kebetulan atau bukan, buku ini ternyata sukses juga menjadi international best seller di banyak negara, termasuk Indonesia.
Kantor Microsoft. 10 ribu jam!
Sampai saat tulisan ini dibuat, buku ketiga Malcolm Gladwell ini telah naik cetak sebanyak empat kali di negeri kita. Sebuah pencapaian yang apik untuk buku non fiksi terjemahan. Penulisnya, walaupun sampai saat ini masih sering dperdebatkan, dengan sangat apik menceritakan tentang resep-resep sukses beberapa figur terkenal - yang kebetulan juga dianggap pakar di bidang masing-masing - di atas bumi ini. Salah satunya adalah Bill Gate.
Sebelum masuk ke cerita tentang Bill Gate, penulis ingin menyelipkan intro dulu.....
Oleh-oleh dari Semarang
Sewaktu mendapat kesempatan mengikuti studi banding ke Kota Semarang bulan Juni lalu, penulis menyempatkan diri mampir ke Toko Buku Gramedia yang ada di sana. Kebetulan hotel yang kami tempati saat itu, Hotel Amaris, berada di gedung yang sama dengan jaringan toko buku terbesar di Indonesia ini. Mungkin karena faktor ini, tidak tanggung-tanggung, ketika berada di sana, penulis memborong empat buku sekaligus yang semuanya merupakan buah karya dari seorang penulis buku-buku non-fiksi laris, Malcolm Gladwell. Salah satu diantara buku ini berjudul "Outliers: Rahasia di Balik Sukses", yang menurut penulis mengandung informasi sekaligus pengetahuan yang layak untuk diangkat ke sidang pembaca pengusahamuslim.com tercinta. Buku-buku lainnya sejatinya juga mengandung informasi dan pengetahuan yang insyaallah sangat layak untuk diangkat di situs kita ini. Tapi itu nanti. Sekarang kita fokus dulu ke salah satu pengusaha paling terkenal sepanjang sejarah umat manusia, Bill Gate.
Sebuah teori bernama "Kaidah 10 ribu jam"
Kandungan yang penulis maksudkan adalah tentang kaidah 10.000 jam (baca: 10.000 hours rules) yang diletakkan sebagai bab 2 di dalam buku tersebut. Menurut Malcolm Gladwell, yang pernah bekerja sebagai reporter untuk harian Washington Post, untuk menjadi orang yang sukses, seseorang atau sekelompok orang harus berani dan rela berkorban untuk mengasah kemampuan dan keahliannya selama kurang lebih 10.000 jam. Yup, tepat sekali. Jumlah jam itu setara dengan bekerja selama 24 jam per hari selama kurang lebih 417 hari non stop atau bekerja sebanyak 8 jam per hari selama 1.250 hari atau 3,5 tahun non stop (baca: tanpa hari libur di hari Sabtu dan Minggu). Bagaimana, ada yang sanggup?
Subhanallah, ternyata ada!
Sebuah dongeng tentang "keberuntungan" Bill Gate
Dalam bukunya, Gladwell menceritakan dengan sangat ciamik bagaimana perjuangan dan ketekunan seorang Bill Gate. Di dalam buku setebal 339 halaman itu, Gladwell menganggap bahwa kesuksesan Bill Gate ditentukan oleh tiga faktor; (1) tanggal lahir, (2) bakat, dan (3) kerja keras. Sebagai seorang muslim, sebenarnya saya kurang tertarik untuk membahas faktor nomor (1) dan (2). Jadi dalam tulisan ini, saya akan mencoba untuk mengungkit-ungkit faktor terakhir, yakni KERJA KERAS.
Hari gini, hampir semua orang tahu siapa Bill Gate alias William Henry Gate III. Bill Gate adalah pendiri Microsoft, Inc., perusahaan di balik Microsoft Windows dan Microsoft Office, dua aplikasi yang mungkin paling banyak terinstal di komputer manapun di seluruh dunia. Termasuk di laptop yang penulis pakai untuk menulis artikel ini (penulis memakai Windows 7 Home Premium yang sudah terinstal di Laptop Axioo sejak pertama kali membelinya secara kredit tanggal 1 Juli lalu). Gladwell mengisahkan perjuangan Bill membangun perusahaannya tidak dari periode ketika ia mulai bertemu Paul Allen atau Steve Ballmer - rekan Gate sewaktu pertama kali merintis Microsoft. Pun tidak juga ketika sang putra seorang pengacara kaya ini sudah masuk dan diterima kuliah di Harvard. Noupe! Tapi sejak ia pindah sekolah!
Sampai saat tulisan ini dibuat, buku ketiga Malcolm Gladwell ini telah naik cetak sebanyak empat kali di negeri kita. Sebuah pencapaian yang apik untuk buku non fiksi terjemahan. Penulisnya, walaupun sampai saat ini masih sering dperdebatkan, dengan sangat apik menceritakan tentang resep-resep sukses beberapa figur terkenal - yang kebetulan juga dianggap pakar di bidang masing-masing - di atas bumi ini. Salah satunya adalah Bill Gate.
Sebelum masuk ke cerita tentang Bill Gate, penulis ingin menyelipkan intro dulu.....
Oleh-oleh dari Semarang
Sewaktu mendapat kesempatan mengikuti studi banding ke Kota Semarang bulan Juni lalu, penulis menyempatkan diri mampir ke Toko Buku Gramedia yang ada di sana. Kebetulan hotel yang kami tempati saat itu, Hotel Amaris, berada di gedung yang sama dengan jaringan toko buku terbesar di Indonesia ini. Mungkin karena faktor ini, tidak tanggung-tanggung, ketika berada di sana, penulis memborong empat buku sekaligus yang semuanya merupakan buah karya dari seorang penulis buku-buku non-fiksi laris, Malcolm Gladwell. Salah satu diantara buku ini berjudul "Outliers: Rahasia di Balik Sukses", yang menurut penulis mengandung informasi sekaligus pengetahuan yang layak untuk diangkat ke sidang pembaca pengusahamuslim.com tercinta. Buku-buku lainnya sejatinya juga mengandung informasi dan pengetahuan yang insyaallah sangat layak untuk diangkat di situs kita ini. Tapi itu nanti. Sekarang kita fokus dulu ke salah satu pengusaha paling terkenal sepanjang sejarah umat manusia, Bill Gate.
Sebuah teori bernama "Kaidah 10 ribu jam"
Kandungan yang penulis maksudkan adalah tentang kaidah 10.000 jam (baca: 10.000 hours rules) yang diletakkan sebagai bab 2 di dalam buku tersebut. Menurut Malcolm Gladwell, yang pernah bekerja sebagai reporter untuk harian Washington Post, untuk menjadi orang yang sukses, seseorang atau sekelompok orang harus berani dan rela berkorban untuk mengasah kemampuan dan keahliannya selama kurang lebih 10.000 jam. Yup, tepat sekali. Jumlah jam itu setara dengan bekerja selama 24 jam per hari selama kurang lebih 417 hari non stop atau bekerja sebanyak 8 jam per hari selama 1.250 hari atau 3,5 tahun non stop (baca: tanpa hari libur di hari Sabtu dan Minggu). Bagaimana, ada yang sanggup?
Subhanallah, ternyata ada!
Sebuah dongeng tentang "keberuntungan" Bill Gate
Dalam bukunya, Gladwell menceritakan dengan sangat ciamik bagaimana perjuangan dan ketekunan seorang Bill Gate. Di dalam buku setebal 339 halaman itu, Gladwell menganggap bahwa kesuksesan Bill Gate ditentukan oleh tiga faktor; (1) tanggal lahir, (2) bakat, dan (3) kerja keras. Sebagai seorang muslim, sebenarnya saya kurang tertarik untuk membahas faktor nomor (1) dan (2). Jadi dalam tulisan ini, saya akan mencoba untuk mengungkit-ungkit faktor terakhir, yakni KERJA KERAS.
Hari gini, hampir semua orang tahu siapa Bill Gate alias William Henry Gate III. Bill Gate adalah pendiri Microsoft, Inc., perusahaan di balik Microsoft Windows dan Microsoft Office, dua aplikasi yang mungkin paling banyak terinstal di komputer manapun di seluruh dunia. Termasuk di laptop yang penulis pakai untuk menulis artikel ini (penulis memakai Windows 7 Home Premium yang sudah terinstal di Laptop Axioo sejak pertama kali membelinya secara kredit tanggal 1 Juli lalu). Gladwell mengisahkan perjuangan Bill membangun perusahaannya tidak dari periode ketika ia mulai bertemu Paul Allen atau Steve Ballmer - rekan Gate sewaktu pertama kali merintis Microsoft. Pun tidak juga ketika sang putra seorang pengacara kaya ini sudah masuk dan diterima kuliah di Harvard. Noupe! Tapi sejak ia pindah sekolah!
SMA Lakeside dan ASR-33 Teletype
ASR-33 Teletype; laptop yang cukup bagus untuk pelajaran pertama pemrograman!
Semuanya berawal ketika Bill Gate pindah dari sekolah negeri ke sekolah swasta ternama di Seattle, Lakeside. Di sekolah barunya, yang dihuni oleh siswa-siswa dari keluarga kaya, Gate beruntung karena pada tahun 1968 sekolah tersebut membeli sebuah terminal komputer merk ASR-33 Teletype yang bisa digunakan bersama-sama serta terhubung dengan sebuah komputer mainframe di pusat kota Seattle. Penulis buku menyebut Gate beruntung karena Pada tahun 1960an, masih banyak universitas di Amerika Serikat yang belum punya komputer. Atau kalaupun ada, ternyata tidak semuanya sudah secanggih terminal yang dibeli oleh Lakeside. Dengan fasilitas ini, Gate muda sudah bisa melatih sendiri kemampuan pemrograman (programming) selama berjam-berjam lamanya, bahkan di saat masih banyak mahasiswa ketika itu yang semasa hidupnya belum pernah menyentuh komputer atau sejenisnya.
Perlu dicatat juga bahwa beberapa mahasiswa atau pemrogram lainnya yang mungkin bernasib tidak sebaik Bill Gate adalah mereka yang di kala itu masih memprogram dengan menggunakan sesuatu yang disebut punch card. Membandingkan pemrograman menggunakan ASR-33 Teletype dengan komputer berbasis punch card adalah seperti membandingkan kecepatan sebuah mobil ferrari dengan sebuah becak atau kereta sapi. Ehem ...
Perlu dicatat juga bahwa beberapa mahasiswa atau pemrogram lainnya yang mungkin bernasib tidak sebaik Bill Gate adalah mereka yang di kala itu masih memprogram dengan menggunakan sesuatu yang disebut punch card. Membandingkan pemrograman menggunakan ASR-33 Teletype dengan komputer berbasis punch card adalah seperti membandingkan kecepatan sebuah mobil ferrari dengan sebuah becak atau kereta sapi. Ehem ...
To be continued ......
Next on Bagian 2 dari tulisan ini:
Menguji aplikasi untuk C-Cubed. Proyek Bill berikutnya: software otomatisasi gaji, Kenapa Bill Gate seringkali menyumbang ke University of Washington, dan masih banyak lagi
Menguji aplikasi untuk C-Cubed. Proyek Bill berikutnya: software otomatisasi gaji, Kenapa Bill Gate seringkali menyumbang ke University of Washington, dan masih banyak lagi
Judul Asli 'Bagaimana Cara menjadi Bill Gates? (Bagian 1)'
+ Create Comment + 11 Responses so far.
info menarik sobat..
luar biasa,,,,
Sauara yOu & pencak silat@
semoga bermanfaat..,
thx dah mampir & komen *smile
akan ada banyak bill gates setelah membaca tulisan ini :)
Dj. Surendeng@
semoga i2 datangx dr orang2 MUSLIM..
Thx dah mampir & komen *smile
jangan pernah lelah mencoba,,tetap semangat!!
trims pencerahannya
Kerja keras adalah faktor untuk manusianya saja...tetapi yang lebih penting adalah doa serta ikhtiar.Ikhtiar tanpa doa adalah sombong.Doa tanpa ihktiar adalah hal yang bodoh sobat.
Jadi dua faktor itulah yang bisa menyebabkan kesuksesan...Insay Allah
den sinyo@
sama2 pak..,
Thx dah mampir & komen *smile
cardiacku@
terima kasih tambahan ilmux,...
Thx dah mampir & komen *smile
wahhh seandainya bisa pinter kyk bill gates ya,, bisa ngetop dah gw,, ahahha,, thx infonya sobat,, ^_^
kalau menbaca tentang 10.000 jam mengasah keahlian ,, jd teringat film tentang pilot yg sdh mengantongi jam kerja 10.000 dapat plakat emas,,:)
Posting Komentar
Terima Kasih banyak atas saran dan kritiknya.
Sama seperti peraturan yang dibuat oleh para blogger pada umumnya.., cuma disini saya harapkan agar para pengunjung untuk lebih fokus pada artikel kami yang bertemakan Agama (Islam), khususnya untuk saudara-saudari kami yang Muslim dan Muslimah.
0. Yang OOT silahkan masuk ke menu Buku Tamu/Blogwalking!
1. Komentar yang berbau JUDI/TOGEL, Porno tidak akan di Moderasi!
2. Komentar yang berbau JUDI/TOGEL, Porno tidak akan di Moderasi!
3. Harus Sopan
4. Admin tidak meladeni Debat kusir
5. Bercanda gk boleh ada unsur pornonya dan unsur Bohongnya
6. Silahkan melampirkan link Mati, gk boleh link hidup