Home » » Sebelum mengkritik/membantah

Sebelum mengkritik/membantah


Sebelum mengkritik/membantah, Maka:

1. Hendaknya melihat dulu apakah memang orang yang hendak kita bantah atau kritik itu; memang berada dalam posisi salah/keliru menurut timbangan syarå’ (agama) atau tidak?

Salah seorang berkata kepada Ibnu Mas’ud,
“Binasalah orang yang tidak menyeru kepada kebaikan dan tidak mencegah dari kemungkaran”,

Lalu Ibnu Mas’ud menimpali,
“Justru binasalah orang yang tidak mengetahui dengan hatinya kebaikan dan tidak mengingkari dengan hatinya kemungkaran.” 

Tidak ber-amar ma’ruf nahi munkar adalah suatu musibah, namun tidak mengilmui mana yang dikatakan ma’ruf (baik) dan mana yang disebut mungkar (buruk) oleh syari’at adalah musibah yang lebih besar lagi!

Karena jika seseorang tidak mengetahui tentang yang ma’ruf (baik), boleh jadi ia akan memerintahkan suatu perkara yang disangkanya ma’ruf padahal hakikatnya mungkar (buruk) sementara ia tidak tahu.

Bisa jadi ia akan melarang sesuatu yang sebenarnya ma’ruf (baik), dan mengajak kepada sesuatu yang sebenarnya mungkar (buruk).

Imam Ibnu Rajab mengomentari perkataan Ibnu Mas’ud di atas dan berkata,
“Maksud beliau adalah bahwa mengetahui yang ma’ruf dan mungkar dengan hati adalah kewajiban yang tidak gugur atas setiap orang.

Maka barang siapa yang tidak mengetahuinya maka dia akan binasa, adapun mengingkari dengan lisan dan tangan ini sesuai dengan kekuatan dan kemampuan.” (Jami’ul Ulum wal Hikam 2/258-259)

2. Perlu diperhatikan juga apakah kritikan tersebut kita layangkan berdasarkan murni karena Allåh (memberi nasehat) ataukah karena hawa nafsu (yang didasarkan dengki/mencari-cari kesalahan)?

Syaikh al-Albaniy berkata:
“Aku menasehatkan bagi orang yang ingin membantahku -atau selainku-, atau menjelaskan ketergelinciranku, hendaknya bantahan tersebut TULUS MURNI untuk TUJUAN NASEHAT, bukan HASAD dan KEBENCIAN yang menghancurkan agama”

3. Hendaknya orang yang hendak mengkritik/membantah memiliki HUJJAH (argumentasi) yang terang dan jelas.

Lihat QS:
- An-Nahl: 35 dan 82
- Al-Ankabut: 18
- At-Taghaabun: 12
- Al-Maaidah: 92
- An-Nur: 54

4. Hendaknya orang yang hendak mengkritik/membantah menyiapkan kata-kata, yang mungkin dengan kata-kata tersebut NASEHAT AKAN TERSAMPAIKAN kepada orang yang hendak kita nasehati.

Yakni kata-kata yang MUDAH DIPAHAMI, tidak menggurui, dan juga kata-kata yang semoga dengannya ia dapat meninggalkan kezhalimanya.

‘Ali rådhiyallåhu ‘anhu berkata:
Berbicaralah kepada manusia dengan ucapan yang mereka fahami. Apakah kalian ingin Allah dan RasulNya di dustakan (disebabkan ulah kalian -penulis)?”

5. Hendaknya pula orang cerdas dalam melihat kondisi, apakah kritikan/bantahan dilaksanakan secara terang-terangan atau empat mata?

Pada asalnya menasehati seseorang itu hendaknya EMPAT MATA, karena itu lebih menunjukkan ketulusan dalam memberi nasehat. Namun, jika sekiranya kekeliruannya menyangkut banyak pihak sehingga kekeliruannya tersebut dapat menyebabkan banyak orang ikut terjerumus dalam kesalahan seperti yang diperbuatnya, maka baiknya kita pada saat itu menasehatinya secara terang-terangan namun tetap menjaga ADAB-ADAB yang sesuai syari’at sehingga dapat melapangkan hatinya untuk ruju’ (kembali) kepada kebenaran.

6. Hendaknya kita mengetahui kapan kritikan kita harus keras, dan kapan kritikan kita harus dengan kelemahlembutan?

Lihat pembahasan lebih lengkapnya disini (Uslub (metode) dakwah: antara lemah-lembut dan keras)

7. Hendaknya kita mengetahui SIAPA yang melakukannya (apakah orang ‘alim atau awwam)?

Tak hilang dari ingatan kita, yaitu kisah seorang Arab Badui yang buang air kecil di dalam masjid yang hendak dihardik para shahabat.

Rasulullah berkata kepada para shahabat :
“Biarkanlah dia, dan siramlah kencingnya dengan seember air. Atau segayung air. Sesungguhnya kalian diutus untuk memudahkan, bukan untuk menyusahkan”.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata orang badui tersebut:
“Sesungguhnya masjid ini bukan untuk kencing atau membuang kotoran lainnya. Sesungguhnya masjid ini untuk dzikrullah dan bacaan al Qur`an.”

Saking gembiranya orang Arab Badui itu, sehingga ia berdoa:
“Ya Allah ampunilah aku dan Muhammad, dan jangan ampuni selain kami berdua.”

8. Hendaknya kita mengetahui MOTIF (sebab) orang yang melakukannya, maka dari itu BERTANYA dulu tentang motif dan hujjahnya (alasannya) sebelum mengingkari.

Bukankah ini telah ada contohnya dari Råsulullåh shållallåhu ‘alayhi wa sallam?

Dari Abdullah ibnu auf, dia berkata
“Tatkala Mu’adz Ibn Jabal datang dari Syam, (ia) LANGSUNG SUJUD KEPADA NABI shalallahu ‘alahi wasallam

Maka nabi shalallahu ‘alahi wasallam bersabda :
“APA YANG KAMU LAKUKAN, wahai mu’adz?

Ia berkata :
”Saya datang dari di Syam saya dapatkan mereka bersujud kepada para uskup dan pendeta mereka, saya senang bila hal itu dilakukan untukmu. ”

Nabi shalallahu ‘alahi wasallam bersabda,
“Janganlah kamu lakukan (itu), sebab bila aku boleh menyuruh bersujud kepada selain Allah, maka aku akn perintahkan wanita untuk bersujud kepada suaminya.

Hadits diatas mengisahkan jenis perbuatan yang menurut kita. adalah perbuatan syirik dan penuh dengan kesesatan, YANG HARUS DITINDAKI dengan KERAS.

Namun tidak dihadapan Nabi shalallahu ‘alahi wasallam dan sesungguhnya beliau telah memberikan tauladan yang baik untuk tidak serta mencela mereka, tidak juga langsung memvonis kufur kepada Mu’adz, karena disana bisa jadi terdapat faktor penghalang pada dirinya:

- Yang bisa berupa kebodohan,
- Atau belum sampai hujjah (penjelasan) kepadanya,
- Atau ada syubhat (keragu-raguan) yang belum hilang di kepalanya

Berbeda seperti apa yang terjadi dikalangan orang-orang yang sekarang ini, yang dalam dakwahnya menisbatkan kepada as-sunnah; namun penyikapannya sangat jauh dari nilai As Sunnah yang haq dengan mudahnya ia memvonis kafir atau ahlul bid’ah kepada orang yang dilihatnya melakukan penyimpangan.

Semoga bermanfa’at.


Sumber, http://abuzuhriy.com/ dengan sedikit ringkasan

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Rohis Facebook

+ Create Comment + 22 Responses so far.

2 Oktober 2013 pukul 08.45

mengkritik ternyata ada adab dan tata caranya yah, jazakallah buat sharingnya....

2 Oktober 2013 pukul 09.18

Sungguh mulia seorang nabi muhammad :)

2 Oktober 2013 pukul 10.40

mksh infonya, memang kadang-kdang kita mengritik asal ceplas-ceplos atau asal ngomong bisa menimbulkan sakit hati, harus berhati-hati agar tidak mennyakiti orang lai.

2 Oktober 2013 pukul 13.23

Makasih mas... Telah mengingatkan kita semua

2 Oktober 2013 pukul 15.25

sangat detail pencerahannya mas,,,,
jujur saya jarang mengkritik orang,,,,
banyak diamnya,,,,,, hehe

2 Oktober 2013 pukul 16.12

Yg di rasa sulit itu...bisa legowo buat menerima kritikan ya mas :)
Trims mas Rohis buat pencerahannya..

2 Oktober 2013 pukul 16.32

wah pertamax nie mas Rohis saya izin baca artikelnya yang lain mas...

2 Oktober 2013 pukul 18.54

makasih ya gan udah mengingatkan saya,.

2 Oktober 2013 pukul 19.41

begitu ya kang, okelah kalo begitu ...

Anonim
3 Oktober 2013 pukul 08.41

Poin-poin ini penting banget. Banyak orang yang mengkritik tanpa berpikir dengan saksama terlebih dahulu. Akhirnya kritikan itu sifatnya kosong. Semoga kita bisa terhindar dari tindakan semacam itu, amin....

3 Oktober 2013 pukul 09.08

ini semacam menyanggah.. ya bro...??? kadang kalau ngirtik orang sih aku sembari bercanda, atau dengan kondisi yang santai,,,, point no.2 biasanya banyak orang yang mengkritik tapi cuma karena ingin mojokin aja,, hahah udah terpojok masih aja dipojokin,,,,, menurutku mengkritik itu harus dikolaborasikan dengan memuji,,, puji dulu baru kritik,....hahah nice post

3 Oktober 2013 pukul 10.37

ciri diatas memang sulit banget dilakukan oleh orang awwam mas, ini levelnya sudah ulama' yang cerdas pinter menempatkan segala sesuatunya.
saya masih sering kebawa emosi kalau menyampaikan sanggaahan

3 Oktober 2013 pukul 16.26

zaman sekarang orang kebanyakan sudah tidak memperhatikan adab mengkiritik....begitu mendengar orang berbuat salah, tanpa mengecek kebenarannya terlebih dahulu...langsung memprotes dengan berbagai cara yang tidak etis....salam :-)

3 Oktober 2013 pukul 17.50

Semoga ini bisa jadi pedoman buat orang2 yg suka ngeritik seenaknya. Biasanya manusia2 di grup fb tuh yg gak punya adab! Hoho, gue juga lagi belajar untuk mjd manusia beradab, kok! Hehe... :-)

4 Oktober 2013 pukul 14.16

semuanya punya adab ya mas, mantap artikelnya sangat berkesan.

4 Oktober 2013 pukul 20.06

saya jadi takut mengkritik, soalnya saya mengkritik niatnya untuk kebaikan si beliaunya, bukan karena ALlah mas..

4 Oktober 2013 pukul 23.36

kalau acaranya resmi mah, sebelum kritik/memberi pendapat, kita harus mendengarkan dengan seksama persoalan yang sedang dibahas, mencatat yang penting, bertanya..dan setelah itu barulah kita berkomentar/kritik/berargumen...gituh yang tak tau in mah.....tapi kalau urusannya Ketua MK di tangkap tangan KPK....saya langsung nyolot, pengen ngunyeng2 kepalanya...panjang kan komentar saya?!...emangnya kang admin....paling cuman seuprit doangan...;o)

5 Oktober 2013 pukul 10.09

Wahhh Saya Baru Tahu Tuh Klo Ternyata Mengkritik orang saja ada tata kramanya hmmm ... makasii yah kang atas Infonya sungguh sangt Bermnftt :)

6 Oktober 2013 pukul 17.42

wah kalu aq belom pernah mas soal kritik mengritik tuh mas. trmksih mas infonya

7 Oktober 2013 pukul 15.07

Sebaiknya sebelum kita mengkritik pendapat seseoarang, kita baca tips diatas dulu ya mas. Jadi kita tidak asal-asalan :)

7 Oktober 2013 pukul 22.21

persis seperti yg nomer 2..
banyak orang yg mengkritik dan membantah itu karena menuruti hawa nafsu saja karena iri. ga suka klo orang lain menjadi lebih baik drpd dia :(

7 Oktober 2013 pukul 23.55

Berkata benar atau diam.
Diam dari kata kata dusta.
Diam dari perkataan sia sia.
Diam dari riya','ujub dan takabur.
Diam dari sok tahu dan sok pintar.
Diam dari keluh kesah.
Diam dari kata yang menyakitkan.
Diam dari komentar dan celetukan.

Rasulullaah bersabda,(yg artinya)
"Barangsiapa yang beriman kepada Allaah dan hari akhir hendaklah berkata benar atau diam." (HR.Bukhari).

Mudah2an kita termasuk orang2 yg selalu berkata benar atau diam. .Aamiin.

Posting Komentar

Terima Kasih banyak atas saran dan kritiknya.

Sama seperti peraturan yang dibuat oleh para blogger pada umumnya.., cuma disini saya harapkan agar para pengunjung untuk lebih fokus pada artikel kami yang bertemakan Agama (Islam), khususnya untuk saudara-saudari kami yang Muslim dan Muslimah.

0. Yang OOT silahkan masuk ke menu Buku Tamu/Blogwalking!
1. Komentar yang berbau JUDI/TOGEL, Porno tidak akan di Moderasi!
2. Komentar yang berbau JUDI/TOGEL, Porno tidak akan di Moderasi!
3. Harus Sopan
4. Admin tidak meladeni Debat kusir
5. Bercanda gk boleh ada unsur pornonya dan unsur Bohongnya
6. Silahkan melampirkan link Mati, gk boleh link hidup