Aman Berinternet |
Selain perempuan, remaja dan anak-anak juga rentan menjadi korban tindak pidana perdagangan orang atau trafficking. Menurut seorang psikolog, kecenderungan remaja untuk selalu eksis di dunia maya membuatnya mudah diincar penjahat.
"Perempuan dan anak-anak, dalam kondisi apapun rentan jadi korban trafficking. Pada anak-anak, antara lain karena pacaran tidak sehat dan pergaulan di jejaring sosial," kata Riza Wahyuni, SPsi, MSi, psikolog dari Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Jawa Timur.
Beberapa pesan yang disampaikan Riza untuk remaja yang eksis dan suka narsis di jejaring sosial adalah sebagai berikut, seperti disampaikan pada Jumat (21/6/2013).
1. Jangan sembarangan add atau invite orang
Salah satu modus pelaku tindak pidana perdagangan orang adalah melalui SMS nyasar. Bermula dari salah kirim, pelaku kemudian mengajak korbannya berkenalan dan setelah akrab atau bahkan pacaran lalu menjerumuskan. Modus ini bisa juga dimodifikasi di layanan komunikasi lainnya misalnya Twitter, Facebook atau BlackBerry messenger.
Salah satu modus pelaku tindak pidana perdagangan orang adalah melalui SMS nyasar. Bermula dari salah kirim, pelaku kemudian mengajak korbannya berkenalan dan setelah akrab atau bahkan pacaran lalu menjerumuskan. Modus ini bisa juga dimodifikasi di layanan komunikasi lainnya misalnya Twitter, Facebook atau BlackBerry messenger.
"Jangan mudah add atau invite orang yang tidak dikenal," pesan Riza.
2. Jangan sembarangan pasang foto pribadi
Wajar-wajar saja jika remaja suka narsis memasang foto pribadi dengan pose secentil mungkin. Tak ada larangan untuk memasang foto dengan wajah dimiring-miringkan, bibir dimajukan atau disebut duck-face karena seperti bebek. Namun sebaiknya dibatasi, jangan berlebihan menampilkan foto.
Wajar-wajar saja jika remaja suka narsis memasang foto pribadi dengan pose secentil mungkin. Tak ada larangan untuk memasang foto dengan wajah dimiring-miringkan, bibir dimajukan atau disebut duck-face karena seperti bebek. Namun sebaiknya dibatasi, jangan berlebihan menampilkan foto.
"Jangan mudah pasang foto pribadi yang cenderung membuat pelaku tertarik," pesan Riza.
3. Jangan mudah percaya
Berpikiran buruk tentang seseorang memang bukan sikap yang baik, tetapi jika menyangkut keselamatan dan risiko penipuan maka kewaspadaan harus diutamakan. Apalagi dengan orang yang baru dikenal hanya di dunia maya. Banyak pelaku trafficking mencari remaja sebagai korban melalui jejaring sosial.
"Di dunia maya, jangan mudah percaya dengan orang yang baru dikenal," pesan Riza.
4. Jangan mudah curhat di dunia maya
Ada banyak cara untuk mengekspresikan kegalauan, salah salah satunya adalah dengan update status di jejaring sosial. Tapi sebelum melakukannya, coba dipikirkan dulu apa manfaatnya. Tidak semua orang peduli dengan curhatan di jejaring sosial, yang ada malah penjahat yang suka memanfaatkan kegalauan tersebut untuk tujuan tertentu.
"Jangan mudah curhat di dunia maya. Kalau mau curhat ya di dunia nyata, sama orang tua atau teman dekat itu lebih bagus," pesan Riza.
5. Selalu komunikasikan dengan teman dekat
Apapun yang terjadi di dunia maya, ada baiknya selalu dikomunikasikan dengan orang dekat di dunia nyata. Baik ketika mendapat pengalaman tetentu atau mungkin kenalan baru, ceritakan saja pada sahabat atau orang tua.
"Jadi kalau terjadi sesuatu, ada orang lain yang tahu sedang sama siapa," kata Riza.
6. Jangan ketemu orang asing tanpa didampingi
Di era serba internet ini, bukan hal yang aneh jika ada orang-orang yang bisa merasa akrab meski belum pernah kenal langsung dan bertemu muka. Ketika semakin akrab dan kemudian hendak berlanjut dengan kopi darat, sangat dianjurkan bagi remaja untuk didampingi orang lain misalnya saudara atau sahabat.
Di era serba internet ini, bukan hal yang aneh jika ada orang-orang yang bisa merasa akrab meski belum pernah kenal langsung dan bertemu muka. Ketika semakin akrab dan kemudian hendak berlanjut dengan kopi darat, sangat dianjurkan bagi remaja untuk didampingi orang lain misalnya saudara atau sahabat.
"Ini penting. Jangan pernah ketemu kenalan di dunia maya tanpa ada orang lain yang mendampingi. Bisa teman atau orang tua," pesan Riza. Sumber : http://health.detik.com