Kartu Sehat=Kartu Kematian |
Apa Itu Kartu Sehat?
Bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluncurkan Kartu Jakarta Sehat, Sabtu (10/11/2012). Kartu yang terbilang sakti ini adalah salah satu program unggulan Gubernur Joko Widodo. Dalam rencana, seluruh warga Ibu Kota berhak memeroleh kartu ini.
Kartu Sehat ini adalah kartu yang diadopsi oleh Jokowi dari kartu serupa yang ia terapkan di Solo ketika ia menjabat sebagai walikota. Rencananya Pemprov DKI Jakarta hanya menyasar 4,7 juta warga miskin, atau setara dengan 50 persen warga Ibu Kota.
Berbekal kartu ini, warga Jakarta bisa mendatangi setiap rumah sakit dan tidak boleh ditolak.
Jokowi sendiri telah menegaskan bahwa tidak ada alasannya lagi bagi rumah sakit untuk menolak pasien pemegang kartu itu.
Dikatakan dia, pengurusan kartu sehat berlangsung sampai tahun 2013. "Jadi tidak usah tergesa-gesa, bisa diurus lewat RT, RW. Semuanya saya jamin dapat asal memegang KTP DKI," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, dengan kartu sehat warga bisa berobat ke puskesmas dan 88 rumah sakit baik negeri maupun swasta secara gratis.
Kartu Sehat ini adalah kartu yang diadopsi oleh Jokowi dari kartu serupa yang ia terapkan di Solo ketika ia menjabat sebagai walikota. Rencananya Pemprov DKI Jakarta hanya menyasar 4,7 juta warga miskin, atau setara dengan 50 persen warga Ibu Kota.
Berbekal kartu ini, warga Jakarta bisa mendatangi setiap rumah sakit dan tidak boleh ditolak.
Jokowi sendiri telah menegaskan bahwa tidak ada alasannya lagi bagi rumah sakit untuk menolak pasien pemegang kartu itu.
Dikatakan dia, pengurusan kartu sehat berlangsung sampai tahun 2013. "Jadi tidak usah tergesa-gesa, bisa diurus lewat RT, RW. Semuanya saya jamin dapat asal memegang KTP DKI," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, dengan kartu sehat warga bisa berobat ke puskesmas dan 88 rumah sakit baik negeri maupun swasta secara gratis.
Kalau dipungut biaya, laporin ke saya," ujarnya.
Jokowi mengatakan kartu sehat memiliki sistem yang jelas.
"Billing system, manajemen keuangannya menjadi terkontrol. Kemudian ada reportnya, setiap bulan sakitnya apabila, misalnya bulan Januari panu, Februari panas, Maret kurap, semua terecord di kartu itu," papar Jokowi yang mengenakan kemeja warna putih itu dengan gaya khasnya yang santai.
Dengan kartu sehat, kata Jokowi, memudahkan penanganan pelayanan kesehatan.
"Tetapi yang paling penting, manajemen keuangan terkontrol. Kemudian cara mendapatkannya langsung saja ke puskesmas. Semua gratis, termasuk periksa darah, melahirkan, gratis," ujar dia.
Jokowi menjelaskan sebanyak Rp 800 miliar siap digelontorkan untuk mendanai kartu sehat.
"Dananya Rp 800 miliar. Iya ada penambahan (Rp 300 miliar) itu tahun depan. Tetapi, saya serahkan ke Dewan," kata Jokowi.
Kartu Sehat Jokowi Menjelma Jadi Kartu Kematian
Tragis betul nasib Dera, bayi yang ditolak delapan rumah sakit, karena keluarga tidak dapat menyiapkan biaya. Meski ada jaminan kartu sehat dari pemerintah, tetap saja tidak ada yang menerima. Pihak rumah sakit berdalih, mulai dari ruangan penuh, fasilitas tak memadai hingga keluarga dianggap tidak mampu membayar.
"Saya sudah pakai kartu sehat. Apalagi di Harapan Kita, saya dimarahin katanya 'kalau kamu cari enggak bakalan dapat'. Di rumah sakit swasta dimintain DP Rp 15 juta sampai Rp 12 juta," ungkap Herman – kakek korban -- pilu.
Herman pun tak bisa lagi berbuat banyak. Apalagi ayah Dera hanya sebagai pedagang sandal keliling. "Sudah ke Cipto (RSCM), Harapan Kita, RSPP, Fatmawati, Budi Asih. Alasannya tidak ada peralatan, penuh. Di RSPP kayaknya ragu-ragu semula bilang kamar ada setelah tanya biaya bilang sudah penuh dan enggak ada peralatan," curhatnya.
Kematian Dera Nur Anggraini, bayi prematur itu, sangat ironis karena terjadi di Jakarta, di kota besar yang banyak memiliki rumah sakit dan ironisnya lagi, keluarganya memiliki Kartu Jakarta Sehat. Namun, kartu sehat produk pemerintahan Jokowi-Ahok yang digembar-gemborkan menjamin warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan itu ternyata tidak bertaji.
Sebanyak delapan rumah sakit telah didatangani orang tua Dera, Sabtu (16/2/2013), namun semuanya menolak memberikan perawatan. Satu persatu rumah sakit menolaknya dengan alasan semua ruangan sudah terisi penuh. Ilyas Setia Nugroho, sang ayah, tak patah semangat ketika satu rumah sakit menolaknya, ia pun membawa ke rumah sakit yang lain. Namun, nasibnya sama, rumah sakit menolak dengan alasan tak ada ruangan untuk sang bayi.
Sebagaimana diberitakan TVOne, pertama kali, ia mendatangi RS Cipto Mangunkusumo, rumah sakit terbesar di Jakarta yang sudah dijamin pasti akan menerima pasien pemegang kartu sehat. RS Cipto menolaknya, lalu Ilyas membawa ke RS Harapan Kita. Di sini, bayi Dera juga ditolak dan hal sama juga dialaminya di RS Fatmawati.
"Saya sudah pakai kartu sehat. Apalagi di Harapan Kita, saya dimarahin katanya 'kalau kamu cari enggak bakalan dapat'. Di rumah sakit swasta dimintain DP Rp 15 juta sampai Rp 12 juta," ungkap Herman – kakek korban -- pilu.
Herman pun tak bisa lagi berbuat banyak. Apalagi ayah Dera hanya sebagai pedagang sandal keliling. "Sudah ke Cipto (RSCM), Harapan Kita, RSPP, Fatmawati, Budi Asih. Alasannya tidak ada peralatan, penuh. Di RSPP kayaknya ragu-ragu semula bilang kamar ada setelah tanya biaya bilang sudah penuh dan enggak ada peralatan," curhatnya.
Kematian Dera Nur Anggraini, bayi prematur itu, sangat ironis karena terjadi di Jakarta, di kota besar yang banyak memiliki rumah sakit dan ironisnya lagi, keluarganya memiliki Kartu Jakarta Sehat. Namun, kartu sehat produk pemerintahan Jokowi-Ahok yang digembar-gemborkan menjamin warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan itu ternyata tidak bertaji.
Sebanyak delapan rumah sakit telah didatangani orang tua Dera, Sabtu (16/2/2013), namun semuanya menolak memberikan perawatan. Satu persatu rumah sakit menolaknya dengan alasan semua ruangan sudah terisi penuh. Ilyas Setia Nugroho, sang ayah, tak patah semangat ketika satu rumah sakit menolaknya, ia pun membawa ke rumah sakit yang lain. Namun, nasibnya sama, rumah sakit menolak dengan alasan tak ada ruangan untuk sang bayi.
Sebagaimana diberitakan TVOne, pertama kali, ia mendatangi RS Cipto Mangunkusumo, rumah sakit terbesar di Jakarta yang sudah dijamin pasti akan menerima pasien pemegang kartu sehat. RS Cipto menolaknya, lalu Ilyas membawa ke RS Harapan Kita. Di sini, bayi Dera juga ditolak dan hal sama juga dialaminya di RS Fatmawati.
Lima rumah sakit lainnya yang didatangi Ilyas juga menolak dengan cara berbeda-beda, namun alasannya sama, yakni tidak ada ruangan. Ilyas pun putus asa hingga membawa kembali pulang bayi malang itu. Sang bayi akhirnya meninggal dunia dan ironisnya tak sempat mendapat pertolongan sedikitpun dari rumah sakit.
Dera, bayi prematur yang memiliki kelainan kerongkongan itu adalah bayi kembar yang lahir dengan berat badan sangat kecil, yakni 1 kg. Sejak lahir, sang bayi memang memiliki kondisi kesehatan yang rapuh. Apalagi, kerongkongannya tidak berfungsi sempurna.
Sang bayi dilahirkan di sebuah rumah sakit bersalin di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Namun, karena rumah sakit itu tidak mampu menanganinya, maka sang bayi dirujuk ke rumah sakit lain yang lebih besar dan memiliki fasilitas lengkap. Sayangnya, fasilitas lengkap dan kartu sehat itu tidak berarti sama sekali hingga akhirnya Dera harus meninggal dunia.
Sumber:
http://news.detik.com
+ Create Comment + 28 Responses so far.
kasian yah,,,
org tdk punya memang pantang sakit
slamat mlm mas wah jadi bgitu'y mas ceritanya mas. trmksih mas infonya
Kartu Sehat sebenarnya adalah program yang bagus buat masyarakat, tetapi ternyata rumah sakit tidak merespon baik adanya kartu sehat ini, namun demikian, meskipun kartu sehat tidak ada, seharus rumah sakit menjalankan fungsi sosialnya..mendahulukan menyelamatkan nyawa seseorang daripada memikirkan pembayarannya...tetapi mata hati sudah dibutakan dengan fulus,,jadi sebenarnya bukan kartu sehat yang berubah menjadi kartu kematian, tetapi hati nurani para pegawai di rumah sakit lah yang sebenarnya sudah mati
rumah sakit2 sepertinya takut kalau uangnya tidak di ganti oleh pemerintah..sebenarnya piha2k rumah skit itu yg kejam,,padahal jika di terima ,terus di data sesuai dg kartu yg di miliknya saya yakin pemerintah pun akan mengganti uang tersebut,jangankan 12 juta,,50 juta pasti di ganti oleh pemerintah,,,
menurut kang rohis mana yang salah? pihak rumah sakit? pemerintah? atau siapa?
di indonesia orang miskin dilarang sakit :/ ckckckc
miris banget sob :(
ya allah, sedih bacanya gan..!!! kasian banget ya !! RS nya emang benerang penuh atau emang nggak mau menerima pasien miskin. sungguh tidak memiliki hati nurani !!!
@BlogS of Hariyantokedua belah pihak hrs intropeksi diri..
@Yudhistira Mawardibukan saatx tuk mencari2 kambing hitam..., kejadian ini shrsx bs menjadi bahan intropeksi diri bagi pihak Jokowi dan pihak RS.., sementara kejadian ini sedang dibicarakan, kita tunggu aja hasil akhir kayak apa...
btw blogx bnyk banget ya?, bingung mau komen yg mana *smile
Mudah2an pihak rumah sakit juga punya jiwa kemanusiaan. Jika memang yg berobat adalah orang tdk mampu, harusnya diberi keringanan.
itulah akibat omdo dan bualan saja sobat..astagfirullah:}
nah loh koq gitu....
kan sudah ada jaminan dari kartu sehat itu???
apa ada penanganan dari Jokowi?
malah katanya bukan 8 RS yang nolak mas, tapi 10..
Ckckckckkc..
Parah yaa :(
Kasihan memang sob, bayi meninggal itu..karena miskin ditolak byk rumah sakit....klw begini trus yg miskin akan semakin miskin dan yg kaya akan semakin kaya...
kunjungan malam sob :)
Tragis banget gan. Semoga nggak terulang lagi .
Absen pagi sobat. :v
Lafal sumpah dokter:
"Demi Allah, saya bersumpah bahwa :
Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan;
...dst."
Kl Dokter saja sdh disumpah sedemikian, seharusnya tk ada RS yg boleh menolaknya.
*lgian knp sih namanya Rumah Sakit? Knp g Rumah Sehat??
Pdhl kl di desa namanya Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)???
:( di twitter, para jasmev bersatu membela jokowi, ga boleh dikritik sama sekali.. seakan jokowi itu nabi..
@diniehzbbrp media pun demikian, seakan enggan tuk mengkritik jokowi,
http://metro.kompasiana.com/2013/02/18/kartu-jakarta-sehat-ditolak-media-tutup-mulut-535368.html
klo mau mengkritik ada bbrp kesalahan lainx dan ini termasuk yg paling parah adalah Ruwatan, seperti si Dahlan...
kreatif ^_^.
knapa ya nunggu ada korban...baru ada tindakan
ckck....
#mumet ya mas :)
Nggak hanya di kejaksaan dan pengadilan, di rumah sakit pun ada MAFIA-nya juga. Di RS milik BUMN pun itu terjadi, kakak teman dekat ketika akan operasi syaraf terjepit, (karena tau dia kerja di perusahaan ternama, keluarga bayar dulu, nanti diganti oleh perusahaan), di TU (front office) RS langsung ditarget 40 juta. Setelah dinego sana-sini, sampai minta bertemu dengan dokter yang mau mengoperasinya, akhirnya jatuhlah di angka 25 juta.
Artikel ini tidak bermutu, kurang pantas untuk konsumsi umum, muatannya miring, penuh dgn prasangka yang negatif, fitnah.
Artikel ini tidak pantas untuk konsumsi umum, penuh dgn prasangka negatif.
@Marbunini bacaan tuk org dewasa dik! anak kecil yg otakx gk sampe sebaikx nyimak aja dan jgn berbunyi ntr tambah ngaco klo berbunyi...!
@Marbunini bacaan tuk org dewasa dik! anak kecil yg otakx gk sampe sebaikx nyimak aja dan jgn berbunyi ntr tambah ngaco klo berbunyi...!
Posting Komentar
Terima Kasih banyak atas saran dan kritiknya.
Sama seperti peraturan yang dibuat oleh para blogger pada umumnya.., cuma disini saya harapkan agar para pengunjung untuk lebih fokus pada artikel kami yang bertemakan Agama (Islam), khususnya untuk saudara-saudari kami yang Muslim dan Muslimah.
0. Yang OOT silahkan masuk ke menu Buku Tamu/Blogwalking!
1. Komentar yang berbau JUDI/TOGEL, Porno tidak akan di Moderasi!
2. Komentar yang berbau JUDI/TOGEL, Porno tidak akan di Moderasi!
3. Harus Sopan
4. Admin tidak meladeni Debat kusir
5. Bercanda gk boleh ada unsur pornonya dan unsur Bohongnya
6. Silahkan melampirkan link Mati, gk boleh link hidup