Penjernih Air banjir |
Salah
satu masalah yang kerap dihadapi saat musim banjir adalah sulitnya
mendapatkan air bersih. Untuk itu IDI bekerja sama dengan LAPI-ITB
mengoperasionalkan 2 unit mobil instalasi penjernih air untuk
menghasilkan air bersih bagi masyarakat.
Mobil instalasi penjernih air ini menggunakan teknologi micro hydraulic
yang telah mendapatkan hak paten dan diciptakan oleh insinyur asli
Indonesia, salah satunya adalah Dr Ir Rusnandi Garsadi, MSc.
Dua mobil instalasi itu, jelas dia, akan ditempatkan di dua titik lokasi
sumber air terdekat dan mudah diakses oleh mobil tangki yang nantinya
akan didistribusikan ke lokasi pengungsian. "Ini merupakan upaya-upaya
antisipatif untuk penanggulangan masalah kesehatan melalui upaya
perbaikan kualitas air melalui distribusi air bersih," kata Zaenal.
"Instalasi ini menggunakan bahan lokal sehingga tidak bergantung dari
luar negeri, user friendly dalam arti mudah dioperasikan, low cost dan
instalasinya kurang dari 1.000 watt bisa menghasilkan setengah juta
liter," ujar Dr Rusnandi yang juga direktur operasional LAPI (Lembaga
Afiliasi Penelitian dan Industri) ITB.
Selanjutnya, Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri ITB bekerja sama dengan
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dan Kementerian Pekerjaan Umum.
Selanjutnya akan menelaah kembali titik banjir mana yang akan menjadi
lokasi perdana untuk beroperasinya instalasi ini.
Air yang akan dijernihkan ini berasal dari air sungai atau air banjir
itu sendiri, lalu masuk ke dalam tabung-tabung di dalam mobil untuk
dijernihkan hingga didapat air bersih. Dari 1 unit mobil instalasi ini
dalam waktu 24 jam bisa menghasilkan setengah juta liter air bersih.
Jika ada 2 unit maka dalam sehari bisa menghasilkan hingga 1 juta liter.
"Lokasi utama pengoperasian instalasi ini, titik-titik banjir dekat
arus sungai agar airnya dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi air
bersih aman konsumsi," lanjut dia.
Ia mengaku, tim akan bergerak cepat mengerahkan instalasi-instalasi
vital itu. Apalagi instalasi pengolah air tersebut diakui sudah pernah
dioperasikan dan terbukti unggul.
Berdasarkan data WHO diungkapkan orang normal membutuhkan air 120 liter
perhari, tapi saat bencana maka dibutuhkan 30 liter per hari. Jika bisa
dihasilkan 1 juta air sehari maka kira-kira bisa dibagikan untuk 30 ribu
pengungsi.
"Kami menggunakan desinfektan kaporit. Karena daya mematikan (kuman) bisa bertahan hingga 2 jam, selama masih ada wangi kaporit itu bisa mematikan kuman. Karena itu kalau air ditampung di ember masih ada kandungan kaporit untuk mematikan kuman," paparnya.
Rusnandi menuturkan instalasi ini sudah diuji di daerah tropis dan subtropis. Serta telah pula digunakan untuk bencana di Aceh, Bantul, Padang, tsunami Pangandaran dan beberapa banjir besar. Mobil instalasi ini tidak hanya untuk bencana, tapi juga bisa digunakan saat kekurangan air bersih.
Air yang diproduksi dari instalasi penjernih air ini bisa dikonsumsi dan sudah dites di laboratorium hasilnya clear. Namun jika ingin diminum tetap disarankan untuk dimasak terlebih dahulu karena jika air ditaruh di ember atau wadah lain, tidak diketahui apakah ada kumannya atau tidak.
"Kami menggunakan desinfektan kaporit. Karena daya mematikan (kuman) bisa bertahan hingga 2 jam, selama masih ada wangi kaporit itu bisa mematikan kuman. Karena itu kalau air ditampung di ember masih ada kandungan kaporit untuk mematikan kuman," paparnya.
Rusnandi menuturkan instalasi ini sudah diuji di daerah tropis dan subtropis. Serta telah pula digunakan untuk bencana di Aceh, Bantul, Padang, tsunami Pangandaran dan beberapa banjir besar. Mobil instalasi ini tidak hanya untuk bencana, tapi juga bisa digunakan saat kekurangan air bersih.
Air yang diproduksi dari instalasi penjernih air ini bisa dikonsumsi dan sudah dites di laboratorium hasilnya clear. Namun jika ingin diminum tetap disarankan untuk dimasak terlebih dahulu karena jika air ditaruh di ember atau wadah lain, tidak diketahui apakah ada kumannya atau tidak.
Selain itu, PB IDI juga sudah mewaspadai datangnya berbagai macam
penyakit dengan menyiapkan posko pelayanan kesehatan di sejumlah lokasi
di Jakarta. Pos pelayanan kesehatan yang dikoordinasikan PB IDI terdapat
di Jakarta Timur, yakni pos Gereja Koinonia, Matraman, pos Masjid
Khairul Anam RW 6 Kampung Melayu dan Pos di RW 3 Kampung Pulo. Selain
itu terdapat dua posko yang disiapkan di daerah Rawa Jati dan Rawa
Buaya, Jakarta Barat. (Ant/OL-04)
Sumber :
+ Create Comment + 4 Responses so far.
mantab Gan, sekarang bisa ia air banjir di sulap jadi air bersih.
selamat mlm Gan.
subhanallah, ternyata bisa ya sob.. semoga yag kena banjir segera surut ya sob.. :)
cuma sayangnya
alat semacam ini seringkali hanya membunuh bakteri saja
untuk logam berat tidak teratasi. sehingga kualitas airnya tetap tergantung pada kualitas air bakunya
*hasil ngeyel sama sales pur it
mantap!
anyway, alhamdulillah ya akh banjirnya skarang dah mulai surut :)
Posting Komentar
Terima Kasih banyak atas saran dan kritiknya.
Sama seperti peraturan yang dibuat oleh para blogger pada umumnya.., cuma disini saya harapkan agar para pengunjung untuk lebih fokus pada artikel kami yang bertemakan Agama (Islam), khususnya untuk saudara-saudari kami yang Muslim dan Muslimah.
0. Yang OOT silahkan masuk ke menu Buku Tamu/Blogwalking!
1. Komentar yang berbau JUDI/TOGEL, Porno tidak akan di Moderasi!
2. Komentar yang berbau JUDI/TOGEL, Porno tidak akan di Moderasi!
3. Harus Sopan
4. Admin tidak meladeni Debat kusir
5. Bercanda gk boleh ada unsur pornonya dan unsur Bohongnya
6. Silahkan melampirkan link Mati, gk boleh link hidup