Sumber gambar: http://www.voa-islam.com |
Menelaah Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tentang Perayaan Natal Bersama
Memperhatikan :
1. Perayaan Natal bersama pada akhir-akhir ini disalah artikan oleh sebagian ummat Islam dan disangka dengan ummat Islam merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa sallam.
2. Karena salah pengertian tersebut ada sebagian orang Islam yang ikut dalam perayaan Natal dan duduk dalam kepanitiaan Natal.
3. Perayaan Natal bagi orang-orang Kristen adalah merupakan ibadah.
Menimbang :
1. Ummat Islam perlu mendapat petunjuk yang jelas tentang Perayaan Natal Bersama.
2. Ummat Islam agar tidak mencampur adukkan aqiqah dan ibadahnya dengan aqiqah dan ibadah agama lain.
3. Ummat Islam harus berusaha untuk menambah Iman dan Taqwanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
4. Tanpa mengurangi usaha ummat Islam dalam Kerukunan Antar Ummat Beragama di Indonesia.
Meneliti kembali : Ajaran-ajaran agama Islam, antara lain:
1. Bahwa ummat Islam diperbolehkan untuk bekerja sama dan bergaul dengan ummat agama-agama lain dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah keduniaan, berdasarkan atas:
a. Al Qur`an surat Al-Hujurat ayat 13: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan Kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan Kami menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang bertaqwa (kepada Allah), sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
b. Al Qur`an surat Luqman ayat 15:”Dan jika kedua orang tuamu memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang kamu tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikutinya, dan pergaulilah keduanya di dunia ini dengan baik. Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian kepada-Ku lah kembalimu, maka akan Ku-berikan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
c. Al Qur`an surat Mumtahanah ayat 8: “Allah tidak melarang kamu (ummat Islam) untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang (beragama lain) yang tidak memerangi kamu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”
2. Bahwa ummat Islam tidak boleh mencampuradukkan aqidah dan peribadatan agamanya dengan aqiqah dan peribadatan agama lain berdasarkan :
a. Al Qur`an surat Al-Kafirun ayat 1-6: ”Katakanlah hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah pula menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku.”
b. Al Qur`an surat Al Baqarah ayat 42: “Dan jika kedua orang tuamu memaksamu untuk mempersatukan dengan aku sesuatu yang kamu tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikutinya dan pergaulilah keduanya di dunia ini dengan baik Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Kita, kemudian kepada-Kulah kembalimu, maka akan Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
3. Bahwa ummat Islam harus mengakui kenabian dan kerasulan Isa Al Masih bin Maryam sebagaimana pengakuan mereka kepada para Nabi dan Rasul yang lain, berdasarkan atas:
a. Al Qur`an surat Maryam ayat 30-32: “Berkata Isa: Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup. (Dan Dia memerintahkan aku) berbakti kepada ibumu (Maryam) dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.”
b. Al Qur`an surat Al Maidah ayat 75: “Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rosul yang sesungguhnya telah lahir sebelumnya beberapa Rosul dan ibunya seorang yang sangat benar. Kedua-duanya biasa memakan makanan(sebagai manusia). Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).”
c. Al Qur`an surat Al Baqarah ayat 285 : “Rasul (Muhammad telah beriman kepada Al Qur`an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman) semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan Rasul-Nya. (Mereka mengatakan) : Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari Rasul-rasulnya dan mereka mengatakan : Kami dengar dan kami taat. (Mereka berdoa) Ampunilah Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”
4. Bahwa barangsiapa berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih daripada satu, Tuhan itu mempunyai anak Isa Al Masih itu anaknya, bahwa orang itu kafir dan musyrik, berdasarkan atas :
a. Al Qur`an surat Al Maidah ayat 72 : “Sesungguhnya telah kafir orang-orang yang berkata : Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam. Padahal Al Masih sendiri berkata : Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya ialah neraka, tidak adalah bagi orang zhalim itu seorang penolong pun.”
b. Al Qur`an surat Al Maidah ayat 73 : “Sesungguhnya kafir orang-orang yang mengatakan : Bahwa Allah itu adalah salah satu dari yang tiga (Tuhan itu ada tiga), padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu pasti orang-orang kafir itu akan disentuh siksaan yang pedih.”
c. Al Qur`an surat At Taubah ayat 30 : “Orang-orang Yahudi berkata Uzair itu anak Allah, dan orang-orang Nasrani berkata Al Masih itu anak Allah. Demikianlah itulah ucapan dengan mulut mereka, mereka meniru ucapan/perkataan orang-orang kafir yang terdahulu, dilaknati Allah-lah mereka bagaimana mereka sampai berpaling.”
5. Bahwa Allah pada hari kiamat nanti akan menanyakan Isa, apakan dia pada waktu di dunia menyuruh kaumnya, agar mereka mengakui Isa dan Ibunya (Maryam) sebagai Tuhan. Isa menjawab “Tidak” : Hal itu berdasarkan atas : Al Qur`an surat Al Maidah ayat 116-118 : “Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: Hai Isa putera Maryam adakah kamu mengatakan kepada manusia (kaummu): Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah, Isa menjawab : Maha Suci Engkau (Allah), tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya tentu Engkau telah mengetahuinya, Engkau mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang engkau perintahkan kepadaku (mengatakannya), yaitu : sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu dan aku menjadi saksi terhadapa mereka selama aku berada di antara mereka. Tetapi setelah Engkau wafatkan aku, Engkau sendirilah yang menjadi pengawas mereka. Engkaulah pengawas dan saksi atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu dan Jika Engkau mengampunkan mereka, maka sesungguhnya Engkau Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.”
6. Islam mengajarkan Bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala itu hanya satu, berdasarkan atas Al Qur`an surat Al Ikhlas : “Katakanlah : Dia Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun / sesuatu pun yang setara dengan Dia.”
7. Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah Subhanahu wa ta'ala serta untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan, berdasarkan atas :
a. Hadits Nabi dari Nu`man bin Basyir : “Sesungguhnya apa apa yang halal itu telah jelas dan apa apa yang haram itu pun telah jelas, akan tetapi diantara keduanya itu banyak yang syubhat (seperti halal, seperti haram) kebanyakan orang tidak mengetahui yang syubhat itu. Barang siapa memelihara diri dari yang syubhat itu, maka bersihlah agamanya dan kehormatannya, tetapi barang siapa jatuh pada yang syubhat maka berarti ia telah jatuh kepada yang haram, semacam orang yang mengembalakan binatang makan di daerah larangan itu. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai larangan dan ketahuilah bahwa larangan Allah ialah apa-apa yang diharamkan-Nya (oleh karena itu hanya haram jangan didekati).”
b. Kaidah Ushul Fiqih “Menolak kerusakan-kerusakan itu didahulukan daripada menarik kemaslahatan-kemaslahatan (jika tidak demikian sangat mungkin mafasidnya yang diperoleh, sedangkan masholihnya tidak dihasilkan).”
Memutuskan
Memfatwakan
1. Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa AS, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan diatas.
2. Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram.
3. Agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan Natal.
Jakarta, 1 Jumadil Awal 1401 H
7 Maret 1981
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia
Ketua – Sekretaris
K.H.M SYUKRI. G – Drs. H. MAS`UDI
----------------
Lantas bagaimana hukum mengucapkan selamat Natal berdasarkan fatwa MUI diatas? Bukankah hal tersebut tidak dilarang?
Apabila kita menelaah perayaan Natal kaum Nasrani, tentu merupakan suatu persoalan yang teramat kompleks. Dengan tidak adanya rincian dalam fatwa tersebut, tentu seorang bisa berdalih bahwa ia sah-sah saja melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Mengucapkan selamat natal
2. Menyanyikan lagu natal
3. Mengirim kartu natal
4. Mengajak anak-anak kaum muslimin menonton drama natal
5. Mengajak anak berpakaian kostum dan ikut drama natal di sekolah
6. Mengajak anak nonton film natal
7. Menghias dalam dan luar rumah pada minggu2 sebelum natal
8. Memasang pohon natal di dalam rumah
9. Mengajak anak ke rumah tetangga Kristen pada pagi hari Natal untuk menerima kado dari tetangga dan menyanyikan lagu natal di bawah pohon natal
10. Mengirim kado natal
11. Mengajak teman2 Kristen untuk makan bersama pada saat natal
12. Mengizinkan tentangga menggunakan rumah kita untuk perayaan natal (karena rumah kita lebih besar, tetapi kita hanya menyediakan tempat dan nonton) dan seterusnya
Maka bila demikian halnya tentu MUI akan sangat kerepotan dalam mengatur setiap kemungkinan yang terjadi, dan dari setiap kemungkinan itu harus memikir ulang kemungkinan turunan yang jumlahnya bisa mencapai ratusan kasus. Akan tetapi apabila kita simak baik-baik fatwa MUI, hal ini sebenarnya telah tersirat dalam dalil-dalil yang dikemukakan, antara lain pada poin ke-2 :
Bahwa ummat Islam tidak boleh mencampuradukkan aqidah dan peribadatan agamanya dengan aqidah dan peribadatan agama lain
Maka dengan demikian segala kemungkinan kasus yang timbul berkenaan dengan hal ini, hukumnya terlarang dan masuk dalam keumuman fatwa tersebut. Termasuk poin-poin yang Penulis contohkan seperti mengirim kado natal, dan semisalnya dimana perbuatan ini melazimkan adanya sikap ridha dan suka cita dengan hari raya tersebut. Juga melihat poin ke-7 :
Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan AllahSubhanahu wa ta'ala serta untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan
Maka segala hal yang sifatnya syubhat dan dikhawatirkan dapat menjerumuskan aqidah anak-anak kita, dan menjadi sarana rusaknya pondasi al wala' wal bara', masuk dalam poin ini. Dengan demikian dapatlah kita katakan, bahwa mengucapkan selamat Natal adalah haram, berdasarkan fatwa MUI tersebut. Wallahu a'lam bishowab.
Sumber : Remaja Islam
Lihat Kupas Tuntas Permasalahan Natal:
Bolehkan Mengucapkan Selamat Natal
Mengucapkan Selamat Natal Dianggap Amalan baik
Bentul Loyal Kepada orang Kafir
Natal dan Tahun Baru Syi'ar Agama Kafir, Umat Islam Jangan Ikut-ikutan
Hukum Menerima Hadiah dari Orang Kristen Pada Hari Natal
Bantahan terhadap Fatwa Qardhawi yang Bolehkan Ucapan Selamat Natal
Haramnya terlibat Natal
Mengucapkan Selamat Natal Dianggap Amalan baik
Bentul Loyal Kepada orang Kafir
Natal dan Tahun Baru Syi'ar Agama Kafir, Umat Islam Jangan Ikut-ikutan
Hukum Menerima Hadiah dari Orang Kristen Pada Hari Natal
Bantahan terhadap Fatwa Qardhawi yang Bolehkan Ucapan Selamat Natal
Haramnya terlibat Natal
+ Create Comment + 15 Responses so far.
ribet yah MUI itu :-D
jiah al jafara@
orang2 yg berpaling dr Fatwa MUI itulah yg Ribet..., dah jelas2 bhw ucapan natal & ikut serta dalam acara natal adalah HARAM..! *smile
Sebagai seorang mslim memang seharusnya kita tak boleh memakai hukum islam setengah-setengah.Jangan hanya hanya karena relasi maka itu dihalalkan.
Nice post sob,sampaikan walau satu kode.
terimakasih atas pencerahannya,love,peace and gaul.
wah, banyak aturannya,
Saya bingung pengertian kegunaan agama sekarang ini, coba agan jawab pertanyaan ane
Apa arti agama dan kegunaannya bagi agan dalam bermasyarakat dan berkemanusiaan??
Kebego ane gan, masa bodoh dah
DAMAI ITU INDAH
PERMUSUHAN ADALAH KEHANCURAN
Peace always, saya TIDAK PERNAH melihat sisi agama orang lain untuk menciptakan kedamaian
Gak ada Haram untuk BERBUAT BAIK
sepengetahuan saya juga katanya ummat islam haram memberikan ucapan selamat N*T*l sob,,,
wah, sedetail itu ya perhitungan MUI..
bagus sih, biar jelas dan nggak ngebingungin kita..
Asis Sugianto@
sdh tdk diragukan lagi KEHARAMANNYA..., sebagian sodara2 kita yg blon tau smg Aja Allah memberi memberi Taufiq kpd Mereka Aamiin..
srrriii@
Fatwa MUI emank demi kemaslahatan dunia & Akhirat.., jadi hny orang2 bodohlah yg menolak Fatwa di atas...,*smile
haram ya, padaha teman teman kampus ane hampir semuanya non muslim jadi kalau kagak ngucapin juga rasanya kagak enak gitu
WahidBlog@
insya Allah..., mereka kan mengerti klo di jelasin..., lagian klo bukan dr sekarang kapan lagi...?? masa sh hrs terus menerus kesalahan ini berlanjut.. *smile
waduh gan mengucapkannya itu lisan atau tertulis gan? kalau tertulis ane sudah terlanjur :(( waaaduh gawat
Farixsantips@
dua2x sama aja gan.. *smile.., TAPI dosa yg TIDAK dicatat olh malaikat adalah dosa yg dilakuka scr tidak disengaja atau org yg melakukan perbuatan tersebut tidak mengetahuix....
wallahu a'lam
Ada juga yang menentang keras bahwa ngucapin selamat natal itu haram, ada pula yang bilang sah-sah aja, asal jangan kelewatan
@Adie Konoe Poetra Dyanazyang komen diatas@
ko' mengartikanx gitu..., seolah2 islam gk mengenal Damai...???, seolah2 Islam tidak mengerti hidup bermasyarakat dan Berkemanusiaan..??? seolah2 islam mengharapkan Musuh dan menginginkan kehancuran..???
Baik menurutmu boss baik belum tentu baik menurut Allah, baik atau tidak suatu amalan bukan diukur dr kacamata pribadi tp diuukur dr kacamata syariat...!, ada aturan2 baku yg sudah ditetapkan olh Allah yg gk bisa diubah hny dgn perasaan manusia semata..!
klo ingin mengoreksi fatwa diatas tolong dgn ilmu..! jgn dengan menduga-duga...!, apalagi berprasangka buruk...!
Toleransi yg diajarkan islam adalah Bukan toleransi yang kebablasan.., Paham..!
Posting Komentar
Terima Kasih banyak atas saran dan kritiknya.
Sama seperti peraturan yang dibuat oleh para blogger pada umumnya.., cuma disini saya harapkan agar para pengunjung untuk lebih fokus pada artikel kami yang bertemakan Agama (Islam), khususnya untuk saudara-saudari kami yang Muslim dan Muslimah.
0. Yang OOT silahkan masuk ke menu Buku Tamu/Blogwalking!
1. Komentar yang berbau JUDI/TOGEL, Porno tidak akan di Moderasi!
2. Komentar yang berbau JUDI/TOGEL, Porno tidak akan di Moderasi!
3. Harus Sopan
4. Admin tidak meladeni Debat kusir
5. Bercanda gk boleh ada unsur pornonya dan unsur Bohongnya
6. Silahkan melampirkan link Mati, gk boleh link hidup