Home » » Sejarah Puasa, Makna Puasa, Tingkatan Puasa dan Puasa Para Nabi

Sejarah Puasa, Makna Puasa, Tingkatan Puasa dan Puasa Para Nabi

Sejarah_Puasa_Makna_Puasa_Tingkatan_Puasa_Puasa_Para_Nabi

Puasa merupakan ritual ibadah yang diajarkan oleh para Nabi, sejak Nabi Adam A.S hingga Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para Nabi.

Namun begitu banyak orang yang berpuasa mereka hanya mendapatkan rasa haus dan lapar, padahal puasa adalah untukku begitu firman Allah SWT, lalu apa seseungguhnya hakekat puasa dan kenapa puasa menjadi ibadah yang begitu istimewa?

Ramadhan menjadi bulan istimewa karena pada bulan ini ummat Islam diwajibkan untuk berpuasa.

Shaum secara bahasa artinya menahan atau meninggalkan, atau berpindah dari suatu perbuatan keperbuatan lainnya. Shaum juga bisa berarti diam.

Secara termonologi, Shaum berarti menahan diri dari makan minum dan berhubungan suami istri dengan niat beribadah kepada Alllah mulai dari terbitnya fajar hingga terbenam matahari.

Puasa mengandung banyak hikmah dan faedah, puasa ditujukan untuk melatih jiwa, untuk mengendalikan nafsu dan mendidik jiwa untuk memegang amanah. Puasa juga melatih kesabaran dan ketabahan bahkan puasa juga berfaedah untuk kesehatan.

Selain puasa ramadhan ajaran Islam juga mengenal puasa sunnah seperti puasa 6 hari dibulan syawal, puasa arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah dan puasa tarwiyyah pada tanggal 8 Dzulhijjah bagi yang tidak menunaikan ibadah haji.

Selain itu ada puasa Senin Kamis, puasa Daud dan puasa asuro pada tanggal 10 Muhamram. Ada juga puasa 3 hari dipertengahan bulan, namun ummat Islam diharamkan puasa diwaktu-waktu tertentu yaitu pada hari Raya Idul Fitri, Idul Adha dan hari Tasyrik yaitu pada tanggal 11, 12  dan 13 Dzulhijjah.

Perintah kewajiban berpuasa dibulan Ramadhan pertama kali diturunkan pada bulan Sya'ban tahun kedua Hijriah, hingga akhir hayatnya Rasulullah menjalankan puasa sebanyak 9 kali.

Kewajiban puasa diturunkan sejarah bertahap, awalnya bersifat pilihan seperti dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 184, "Dan bagi yang berat menjalankan puasa maka wajib membayar fidyah dengan cara memberi makan orang-orang miskin", ayat ini diturunkan dengan Qaish bin Said yang sudah lanjut usia yang tidak mampu menjalankan puasa, dalam satu riwayat Rasulullah SAW datang ke Madinah pada hari Asyuro kemudian beliau berpuasa 3 hari setiap bulan.

Bertahapnya kewajiban berpuasa disesuaikan dengan kondisi ummat Islam pada saat itu, ketika pada sahabat telah mantap akidahnya maka Allah Ta'ala menurunkan ayat yang mewajibkan puasa dibulan ramadhan seperti yang dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 185, "Bulan Ramadhan bulan yang didalamnya diturunkan permulaan Al Quran sebagai petunjuka bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk dan pembeda antara yang hak dan yang bathil karena itu barangsiapa diantara kamu hadir dinegeri tempat tinggalnya dibulan itu maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu". (Al Baqarah 185)

Kewajiban puasa pada bulan ramadhan menurut sebagian ulama dijelaskan juga dalam ayat 183 dalam surat Al Baqarah, yang menarik dari ibadah puasa yang dilebihkan dari ibadah lainnya adalah bahwa semua amal ibadah sejatinya diperuntukkan bagi hamba yang melakukan ibadah itu kecuali puasa, puasa adalah untuk Allah dan Allah sendiri yang akan membalasnya (HR. Bukhari-Muslim)

Puasa adalah ibadah yang sangat pribadi, hubungan kita dengan sang khaliq, tidak ada yang mengetahui kita tengah berpuasa kecuali Allah Ta'ala. Puasa adalah ibadah yang tidak terlihat karena itu ibadah ini dilakukan semata-mata demi ketaatan demi Allah Azza wa Jalla.

Puasa merupakan ibadah yang bertujuan mengekang nafsu manusia dari kesenangan dan kelezatan dunia, siang hari seorng hamba menahan diri dari semua yang membatalkan puasa dan perbuatan maksiat.

Dimalam hari seorang hamba menyibukkan diri dengan Qiyamul lail dan membaca al Quran, serta merenungi kebesaran-Nya, inilah yang melebihkan bulan ramadhan dibanding bulan lainnya.

Orang yang berpuasa dinilai merugi jika masih memenuhi dirinya dengan berbicara kotor, fitnah, membicarakan kejelekan orang lain dan menyakiti orang lain, serta bersikap sombong.

Ujian berpuasa dibulan ramadhan begitu berat, sejarah menceritakan kala itu ditanah Arab bulan ramadhan berlangsung dalam kondisi sangat panas dan kering.

Ro dalam kata Ramadhan mempunyai arti panas yang membakar, tidak panas yang menyengat selai dibulan Ramadhan. Disiang hari panas begitu menyengat dan berlangsung lebih lama hingga 16 jam.

Walaupun kalender ummat Islam mengembangkan kalender komariah yang berbasis peredaran bulan membuktikan bahwa bulan ramadhan tidak selalu bertepatan dengan musim panas, sehingga ramadhan memiliki makna metafori, ramadhan yang artinya membakar dimaknai sebagai bulan untuk membakar dosa-dosa kaum mukmin karena tujuan akhir berpuasa adalah untuk menjadi orang-orang yang bertaqwa, jadi kata panas membakar tidak selalu ditujukan secara fisik dalam pengertian suhu dan cuaca. Wallahu a'lam.

Imam Abu Hamid Al Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin membagi puasa dalam tiga tingkatan, Pertama. Puasanya orang awwam, yaitu puasa yang hanya menahan diri dari perkara yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum. Kedua Shoum Khusus atau puasa orang khusus. Selain menahan diri dari perkara yang membatalkan puasa juga menjaga pancaindera dan seluruh badan dari segala dosa. Ketiga Shoum khusus hul khusus atau puasnya orang istimewa. Selain berpuasa dari yang membatalkan  dan berpuasa dari dosa juga hatinya berpuasa tidak lagi memikirkan soal duniawi.

Banyak rahasia dan hikma puasa yang bisa kita raih selama menjalankan ibadah ini dengan sungguh-sungguh hingga mencapai tingkatannya puasa orang yang istimewa. Puasa merupakan latihan untuk menguatkan jiwa dalam mengendalikan hawa nafsu karena hawa nafsu cenderung mengarahkan manusia kepada kesesatan.

Allah Ta'ala mengingatkan kita dalam firman-Nya, "Maka pernah kah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan sepengetahuannya dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya, maka siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah membiarkannya sesat, mengapa kamu tidak mengambil pelajaran". (QS.Al Jaziyah 23)

Puasa itu mendidik kemauan, kemauan untuk meningkatkan keimanan dan mempertahankan keinginannya yang baik. Hikmah lainnya puasa bisa menyehatkan badan dan mengenalkan nikmat sehat, untuk bersyukur atas nikmat sesungguhnya tidak akan terasa sebelum datang yang namanya penderitaan.

Setelah seharian tidak makan dan minum serta merasakan derita orang yang kelaparan maka kita akan merasakan sebuah kenikmatan makan dan minum pada saatnya kita berbuka diwaktu Magrib, sehingga rasa syukur kita akan buah kenikmatan itu bukanlah rasa syukur basa-basi.

Kita juga dilatih untuk berempati terhadap penderitaan orang-orang fakir dan miskin sehingga ujung yang diharapkan adalah aktifitas berbagi karena itulah sambutlah datangnya bulan ramadhan dengan menguatkan niat ibadah bukan perayaan tahunan yang dilewati tanpa makna.

Ramadhan adalah momentum yang sangat langka untuk mendidik diri, mendidik keluarga dan mendidik masyarakat hingga mencapai derajad orang-orang bertaqwa. Aamiin Allahumma Aamiin.

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Rohis Facebook

Posting Komentar

Terima Kasih banyak atas saran dan kritiknya.

Sama seperti peraturan yang dibuat oleh para blogger pada umumnya.., cuma disini saya harapkan agar para pengunjung untuk lebih fokus pada artikel kami yang bertemakan Agama (Islam), khususnya untuk saudara-saudari kami yang Muslim dan Muslimah.

0. Yang OOT silahkan masuk ke menu Buku Tamu/Blogwalking!
1. Komentar yang berbau JUDI/TOGEL, Porno tidak akan di Moderasi!
2. Komentar yang berbau JUDI/TOGEL, Porno tidak akan di Moderasi!
3. Harus Sopan
4. Admin tidak meladeni Debat kusir
5. Bercanda gk boleh ada unsur pornonya dan unsur Bohongnya
6. Silahkan melampirkan link Mati, gk boleh link hidup