Home » » Bahaya Dibalik Pemakaian Plastik

Bahaya Dibalik Pemakaian Plastik

bahaya plastik

Ringan, tidak berkarat, mudah dibentuk dan tidak gampang pecah itulah alasannya mengapa bahan plastik banyak diminati orang, sehingga sudah tidak asing lagi bila kita mudah mendapatkan kemasan-kemasan berbahan plastik.

Mulai dari mainan anak, perkakas/alat-alat rumah tangga, alat kantor, gelas, piring sendok bahkan benda-benda elektronik berbalut plastik pun ada.

Selain bahanya murah plastik juga mempunyai nilai gaul. Dalam artian plastik mudah bercampur dengan aneka pewarna, dan tentunya dari perpaduan warna tersebut akan memberi nilai pikat tersendiri bagi kemasa-kemasan berbahan plastik.

Direktur Eksekutif Federasi Pengemasan Indonesia Hengky Wibowo mengungkapkan, besarnya pengunaan plastik tak lepas dari kebutuhan warga dunia yang ingin serba praktis. "Plastik jelas lebih praktis dan bahan lama dibandingkan tempat makanan tradisional seperti daun," tandas Hengky.

Namun, di balik kepraktisan bahan-bahan plastic itu ada bahaya di balik pemakaian plastik. Setidaknya, ada dua bahaya plastik.

Pertama
Plastik akan menjadi sampah yang sulit terurai. "Plastik yang adalah produk non-biodegrable sulit untuk diuraikan. Limbah plastik baru bisa terurai setelah 1.000 tahun. Beda dengan limbah kertas yang membutuhkan waktu sebulan untuk terurai.

Kedua
Plastik mengandung bahan kimia yang berbahaya, yakni Bisphenol A alias BPA. Bahan kimia ini bisa merangsang pertumbuhan sel kanker serta memperbesar risiko keguguran pada ibu hamil.

Plastik Berpotensi Mengancam Kesehatan
Tidak hanya bisa mencemari lingkungan, plastik juga berpotensi mengancam kesehatan kita. Boleh jadi kedua bahaya ini lah yang membuat banyak negara kini mulai mengurangi penggunaan plastik.

Misalnya saja China. Mulai 1 Juni 2008 silam, pemerintah China mewajibkan warganya membungkus barang belanjaan dengan kertas. Sebab, penelitian di China menunjukkan bahwa penggunaan kemasan plastik untuk makanan dan minuman dapat mengganggu kekebalan tubuh manusia.

Penyebab gangguan kekebalan tubuh itu adalah kandungan dioksin dan zat beracun pada lapisan penyusun plastik yang rusak alias monomer.

Suhu penyimpanan dan proses pencucian wadah yang tidak tepat dapat menyebabkan perpindahan dan kerusakan monomer serta zat adiktif yang biasa dicampurkan saat pembuatan plastik. Inilah yang bisa merusak kekebalan tubuh. Pada tingkat yang berbahaya, zat beracun pada plastik itu dapat memicu berkembangnya sel kanker.

Itu belum seberapa lantaran produsen plastik umumnya menambahkan zat pewarna dan berbagai zat lain yang berbahaya bagi kesehatan.

Kata Arif, plastik sejatinya tidak tahan panas. Tapi dengan berbagai tambahan seperti zat antilengket, bahan sinar dan panas, plastik menjadi sangat kuat.

Tapi, berbagi goresan dan panas tinggi perlahan bisa membuat bahan-bahan pembuat plastik itu terlepas. "Nah kalau berulang dipakai untuk menyimpan makanan atau minuman, zat yang terlepas ini lama-lama bisa menimbulkan kanker," papar Arif.

Zat beracun atau monomer itu semakin lama akan menumpuk dalam tubuh lantaran proses penyimpanan makanan atau proses memasak yang terlalu lama. Dalam hitungan ahli pangan, monomer plastik akan terurai pada suhu di atas 120 derajat.

Karena itu, Henky mengingatkan pangan sembarangan menggunakan kantong plastik berwarna hitam menyimpan makanan atau minuman panas. Soalnya, kantong plastik hitam umumnya terbuat dari bahan daur ulang dengan campuran tinta sablon. "Ini sangat berpotensi menimbulkan kanker," ujarnya.

Zat penyusun plastik yang perlu dihindari antara lain vinilklorida, akrilonitril, metacrylonitril, vinylidene chlorida, serta styrene. Vinilklorida misalnya, dapat bereaksi negatif bila bercampur dengan guanin dan sitosin dapat merusak DNA. Adapun akrilanitril bereaksi dengan adenin bisa menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan seperti mulut, tenggorokan, dap lambung.

Sementara zat adiktif seperti plasticizer, stabilizer, dan antioksidan dapat menjadi sumber pencemaran organoleptik yang membuat makanan menjadi berubah rasa dap aroma serta bisa menimbulkan keracunan.

Pada suhu kamar, dengan waktu kontak cukup lama, zat adiktif pada plastik juga masuk secara bebas ke makanan. Akibatnya, kanker pun menjadi ancaman dalam kehidupan kita.

Sumber:
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Rohis Facebook