Home » » Habib Ali Gunakan Iming-iming Uang untuk Memikat Warga

Habib Ali Gunakan Iming-iming Uang untuk Memikat Warga

Habib Ali

Habib Ali memang dikenal sering mengadakan pengajian di tengah warga Puger. Bahkan, tak jarang pengajian tersebut diadakan dengan iming-iming uang.

Ketua LSM Sappu, Ahmad Haqqi kepada Kiblat.net, Jumat (11/09) mengatakan untuk menarik minat warga Habib Ali mengadakan pengajian yang disertai pengundian doorprize kepada jamaah yang hadir.

“Hadiah macem-macem mas, mulai dari kambing, uang hingga sepeda motor,” tuturnya saat ditemui di kantornya.

Ia juga menuturkan bahwa dirinya pernah menghadiri acara pengajian Habib Ali. Pada saat itu, ada pembagian doorprize berupa uang. Bagi Haqqi, yang paling menyakitkan adalah saat dilakukan pengundian anak Habib Ali, Isa Al Mahdi mengucapkan shalawat sambil mengocok nama peserta yang akan mendapatkan hadiah.

Penduduk warga Puger kulon mayoritasnya memang pendatang dan berprofesi sebagai nelayan. Secara ekonomi, mereka merupakan kelompok golongan ekonomi yang kurang mampu. Sehingga motif ekonomi jadi salah satu penarik minat warga mengikuti pengajian Habib Ali.

Di tengah masyarakat Puger pun ajaran Habib Ali sedikit demi sedikit telah merasuk ke dalam benak mereka. Hal ini bisa terlihat dalam dialog reporter Kiblat.net bersama salah seorang warga Puger.

Y, (identitas kami samarkan dgn alasan keamanan) adalah seorang warga Puger yang bekerja di TPI (tempat pelelangan ikan) di Puger.

Y adalah warga ahlusunnah wal jamaah, seorang nahdliyyin tulen. Ia dan keluarganya menerima Kiblat.net dengan ramah di kediamannya saat kami baru saja tiba di Puger. Di tengah diskusi, ada ucapannya yang membuat kami tergelitik.

“Memang Ali (radhiallahu anhu; red) itu lebih utama daripada sahabat lainnya. Karena berbeda dengan Abu Bakar, Umar dan Utsman. Ali tidak pernah menyembah patung. Ia masuk Islam sejak kecil,” tuturnya polos.

Saat dikonfirmasi kepada Ketua MWC NU Kecamatan Puger, Agus Mudhofir menyatakan bahwa memang itulah yang disebarkan oleh Habib Ali sebagai pintu masuk seseorang untuk menjadi Syiah.

“Pemuliaan sahabat Ali dibandingkan sahabat-sahabat lainnya adalah entry point seseorang menjadi Syiah,” ujar Mudhofir yang juga peneliti ajaran Syiah ini.

Menurutnya, apabila seseorang meyakini bahwa Ali memiliki keutamaan dibanding sahabat yang lain akan melahirkan fanatisme yang berujung pada pengkultusan individu. Dari fanatisme yang berlebihan itu bisa muncul ekstremisme hingga pada pencelaan para sahabat Nabi yang lain.

Perlu dicatat, MUI Kabupaten Jember pada tahun 2012 telah mengeluarkan keputusan bahwa Pengasuh ponpes Darus Sholihin Habib Ali bin Umar Al-Habsyi memang berpaham Syiah yang sesat dan menyesatkan.

Fatwa MUI ini diputuskan berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada Habib Ali atas buku-buku yang ditulisnya maupun rekaman isi ceramahnya.

Sumber:
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Rohis Facebook