Home » » Miss World Bukan Hanya Ditolak, Namun Harus Dibatalkan

Miss World Bukan Hanya Ditolak, Namun Harus Dibatalkan


Sejarahnya, perlombaan ini merupakan penipuan dari lomba kecerdasan. Miss World bermula dari Bikini Contes Festival yang dimulai pada tahun 1951 di Inggris dan sampai saat ini masih tetap berlangsung. Jadi, otomatis yang dilombakan sebenarnya adalah TUBUH. Tidak ada kecerdasan, kepribadian, dan moral. Namun pada tahun 70-an, oleh media nama kontes bikini itu diganti menjadi Miss World (Ratu Dunia). Bahkan tahun 80-an, ada suatu sesi dimana peserta naik panggung dengan hampir telanjang (bukan pakaian dalam lagi). Serta, banyak skandal yang menimpa penyandang Miss World.

Contohnya, Miss Amerika Serika Marjone Wallace tahun 1973 hanya menikmati tirai selama 4 bulan sebelum dia tampil telanjang. Gelar Ratu Kecantikan yang disandangnya dicopot karena dia terlalu banyak berkencan dengan pria kalangan atas, sehingga tak sanggup melaksanakan tugas Ratu Kecantikan. Contoh lain, Miss Austria Ulla Weigerstorfer terpaksa melepas gelar Miss World yang diraihnya setelah kekasihnya menyebarkan foto bugil dirinya tujuh tahun kemudian.

Miss World merupakan eksploitasi tubuh wanita, karena kontes tersebut menjadikan perempuan sebagai komoditas bisnis layaknya sebuah produk. Kontes kecantikan pada realitanya menilai fisik perempuan sehingga berdasarkan standar industri dan bisnis semata (fabrikasi kecantikan). Dr. Daud Yusuf mengatakan “Kontes ratu-ratuan sedunia adalah kontes penipuan, disamping pelecehan perempuan. Tujuan kegiatan ini tidak lain meraup keuntungan bisnis tertentu, perusahann kosmetika, pakaian renang, rumah mode, salon kecantikan, dengan mengeksploitasi kecantikan yang sekaligus merupakan kelemahan perempuan, dan nafsu elementer laki-laki dan kebutuhan akan uang untuk hidup mewah”. Media sangat berperan penting dalam eksploitasi perempuan dalam kontes kecantikan. Tujuannya untuk menjual produk dan keperluan iklan. Pengusaha media berkepentingan untuk iklan produk melalui kecantikan wanita.

Lantas kenapa Miss World harus dibatalkan? Menurut Kholili ada tiga alasan di balik sikap tegas itu. 

Pertama, Kesalahan Paradigma Melombakan Wanita – Paradigma Miss World adalah paradigma nihilisme kaum postmodern. Dalam budaya postmo, tubuh wanita menjadi media eksploitasi dan untuk kepentingan market bisnis. – Michael Faucult : Dalam dunia global, antar nilai jual tubuh, hasrat dan kekuasaan kapitalis terdapat hubungan yang tidak terpisah. Eksploitasi itu dijalankan melalui media, televisi, koran majalah, video, dll 

Kedua, Peradaban Anti Tuhan – Peradaban Barat tidak memberi peran penting kapada Tuhan dan agama dalam sistem berpikir mereka. Ciri khas peradaban Barat modern adalah berideologi materialisme. Barat memuja empat hal, yakni kekayaan, jabatan, kecantikan dan popularitas. Agama disingkirkan sebagai sumber nilai dan digantikan dengan spekulasi akal. 

Ketiga, Kontes Miss World merupakan ajang “ikonik”. Miss World tidak memiliki edukasi untuk membangun moralitas bangsa. Karena yang dilombakan wanita. Membandingkan aspek fisik di antara makhluk Tuhan merupakan tindakan yang diskrimiatif dan destruktif. Jika pun Miss World pakai jilbab, maka kontes itu tetaplah salah. Masalahnya bukan pada jilbab atau bikini semata tetapi ini tentang melindungi wanita dan dampak pemikiran ke anak-anak kita.  Karena yang dijual kecantikan fisik, maka segala bentuk aneka lomba “miss-miss” haruslah ditolak. Sudah menjadi kenyataan, kontes ini bermula dari kontes bikini. Semangatnya adalah materialisme yang jelas-jelas menjual wanita untuk kepentingan bisnis.

Jika acara-acara “miss-miss” itu masih tetap digencarkan, entah itu pemilihan Miss World, Miss Universe atau Puteri Indonesia, moralitas akan hancur, membahayakan Bangsa Indonesia. Hal seperti itu merupakan sesuatu yang tidak mendidik karena anak-anak kecil akan diajari paradigma bahwa yang akan mendapatkan hadiah, penghargaan, ataupun kebahagiaan hanyalah wanita cantik. Ini semua merupakan Ghazwul Fikr yang sebenarnya sudah ada sejak dahulu. Maka dari itu, sebagai umat Muslim, sebaiknya selain mengkaji tentang Qur’an Hadist, kita juga memahami Ghazwul Fikr sehingga tidah mudah mengikuti arus orang-orang sekularisme.

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Rohis Facebook