RISALAH KECIL UNTUK PARA AYAH DAN CALON AYAH

RISALAH KECIL UNTUK PARA AYAH DAN CALON AYAH

*Kerusakan Itu Berawal Disini*

Syaikh Ali Musthafa Thantawi mengatakan:

"Seseorang pernah menyuratiku, (dalam surat tersebut) dia mengingkari para dokter yang menyepi dengan pasien cantik dan muda, dimana mereka selalu menutup ruang praktek. Padahal mereka adalah manusia yang memiliki hasrat manusiawi.
Tak ada jaminan (selamat dari maksiat). Kalaupun tangan tidak menjamah pasien, paling tidak ada nafsu yang condong.
Bila tidak pada kesempatan pertama, maka pada kesempatan kedua. Padahal As-Shadiq wa Al-Mashduq -shallallahu alaihi wasallam- pernah bersabda, "Tidaklah salah seorang laki-laki bersepi dengan seorang wanita, melainkan yang ketiganya adalah syaithan".
Tidak seorangpun dikecualikan, bahkan beliau mengucapkan sabdanya dengan lafadz umum. Itu artinya para dokter dan selain dokter masuk dalam keumuman tersebut."

Syaikh kemudian memberi komentar:

"Pernyataan di atas benar, namun bila seandainya seseorang diantara mereka tidak membiarkan anak wanitanya, istri dan saudarinya mendatangi dokter sendirian, apakah mereka akan menyepi dengan dokter..?

Bila aku harus menyalahkan para dokter sekali, maka aku akan menyalahkan para ayah dan para suami sebanyak tiga kali. Karena merekalah yang bertanggung jawab atas berbagai kerusakan yang kita saksikan saat ini.

Kalau bukan karena kelalaian manusia terhadap hartanya, niscaya pencuri takkan bisa mengambil harta orang lain.

Kalau bukan karena tidurnya sang pengembala, niscaya serigala takkan bisa memangsa gembalaannya.

Kalau bukan karena kelalaian para ayah, saudara dan suami dalam menjaga istri serta anak-anak mereka, tentu orang-orang fasik tidak akan berani melakukan tindakan tidak terpuji kepada istri dan anak mereka.

Bila kalian ingin menangkap orang yang harus bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi pada wanita. maka tangkaplah para pria.
Interogasilah para pria bukan para wanita, karena selamanya wanita adalah korban".

Syaikh melanjutkan:

Bila seorang ayah berhasil mendidik anak wanitanya dengan agama, sifat afaf (selalu bisa menjaga kehormatan diri) dan izzu an-nafs.

Bila ia menerima lamaran pria yang sholeh dan tidak menjadikan pernikahan sebagai barang dagangan serta sarana untuk berbangga-bangga.

Bila para pria menjaga wanitanya, tidak membiarkannya sendiri dirumah, namun membawanya kemanapun dia pergi.

Andai setiap ayah, suami dan saudara mengetahui kemana putri, istri dan saudarinya pergi?
Siapa yang akan ditemuinya di pusat perbelanjaan?
Dengan siapa dia berkumpul di tempat kuliah?
Bagaimana dia masuk menemui dokter?
Bagaimana dia membeli di warung? Siapa yang menemani dan bersamanya ke sekolah?
lalu dia mengukur sejauh mana efek baik dan buruk yang akan timbul. Sehingga dia dapat menghindari segala hal buruk dan mengambil hal yang positif.

Bila semua pria melakukan semua itu, niscaya tidak akan timbul kerusakan seperti yang ada di negeri ini.

Karena itu wahai tuan...
Tidak ada gunanya menasehati dokter selama wanitanya ridho, dan selama orangtuanya juga ridho.
Maka dakwailah para orang tua.
Bila mereka memperbaiki (pendidikan dalam) rumah tangga, maka akan baiklah kondisi ummat ini.

Bila tidak, maka bertakbirlah, bertakbirlah, bertakbirlah...

(Diringkas dan diterjemahkan dari kitab: Kalimaatun Shagiirah hal: 31-32)
___________
Madinah 09-03-1437 H
ACT El-Gharantaly