Argometer Taksi dan Harga BBM

Bagi warga perkotaan seperti Jakarta Kebutuhan akan taksi sudah bukan menjadi hal yang baru lagi, meskipun tergolong lebih mahal dibanding model transportasi yang lain taksi masih tetap diminati warga karena menawarkan kenyamanan layaknya kendaraan pribadi.

Tarif taksi kini mencapai Rp. 7.500 untuk setiap tutup pintu dan selanjutnya tarif akan dihitung berdasarkan kecepatan laju kendaraan pada saat berjalan dan hitungan detik pada saat taksi berhenti.

Tarif itu diberlakukan sejak akhir tahun lalu saat pemetintah menaikkan harga BBM seperti prenuim dan solar sebesar Rp. 2.000.

Sayangnya masih banyak ditemukan sejumlah taksi nakal yang justru memanipulasi tarif taksi untuk mendapatkan keuntungan lebih.

Taksi nakal biasa menaikkan tarif taksi dengan cara menaikkan argometer secara sepihak. Untuk melindungi konsumen dan mencegah aksi nakal ini razia argometer dilakukan disejumlah wilayah Jakarta.

Pengecekan argometer taksi dilakukan menggunakan Roltester, alar ini berfungsi untuk mengukur jarak dan putaran roda untuk mengukur standar argo yang sesuai dengan ketetapan pemerintah.

Perusahaan taksi yang terbukti melanggar akan mendapat sangsi administrasi hingga pencabutan izin trayek.

Tarif taksi memang sempat disorot baik para pelaku komsumen maupun para pengemudi taksi sendiri, tarif taksi yang dinaikkan saat bbm naik justru tidak ikut turun saat bbm ikut diturunkan nyaris seperti harga awalnya.

Bagi para pengusaha taksi hal itu wajar terjadi karena menggunakan perhitungan harga BBM secara rata-rata. Fluktasi harga BBM yang kini tak bersubsidi menjadi alasannya, tidak hanya itu biaya perawatan dan suku cadang cukup menjadi pertimbangan.

Bagi pengemudi dan penumpang penurunan harga taksi sangat diharapkan untuk meningkatkan kembali minat masyarakat, tarif diharapkan bisa disesuaikan dengan kondisi masyarakat dan bukannya dimanipulasi yang justru akan memberarkan masyarakat.

Sumber:
Trans7