Home » » Usai Dilantik Jadi Presiden/Khalifah, Kemanakah Umar bin Abd al-Aziz?

Usai Dilantik Jadi Presiden/Khalifah, Kemanakah Umar bin Abd al-Aziz?

Dilantik_jadi_Presiden

Umar bin Abd al-Aziz usai pelantikannya menjadi Presiden/Khalifah, para pembesar/pejabat mencari-cari beliau, dicarilah kesana kemari, tak kunjung bertemu.

Akhirnya ditanyalah kepada anak Umar bin Abd al-Aziz:

“Mengapa ayahmu belum keluar menemui khalayak ramai/masyarakat?” anaknya menjawab, “Ayahku sejak dilantik jadi khilafah/pemimpin, beliu terus dikamarnya dan terus pula menangis. Jika ibuku menemuinya, air matanya bercucuran hingga membasahi janggutnya.

Apabila ditanya mengapa engkau menangis, dia berkata: “Wahai Fatimah! Aku telah dikalungkan urusan umat Muhammad ini dari pelbagai bangsa. Maka aku berpikir tentang orang yang fakir, yang lapar, yang sakit dan menderita, orang biasa yang susah, orang yang dizalimi lagi dipaksa, tawanan perang yang jauh, orang tua yang uzur, keluarga yang anaknya banyak sedangkan uangnya sedikit dan mereka berada di segala tempat dan penjuru negara. AKU TAHU TUHANKU AKAN BERTANYA AKU SOAL MEREKA PADA HARI KIAMAT KELAK. AKU BIMBANG ALASANKU TIDAK CUKUP KUKUH UNTUK MENJAWABNYA, lalu aku pun menangis.”
---

Tentu kekhawatiran/ketakutan Umar bin Abd al-Aziz ini sangat beralasan, pasalnya, Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak seorang hamba pun yang diserahi oleh Allah untuk memelihara dan mengurusi kemaslahatan rakyat, lalu dia tidak melingkupi rakyat dengan nasihat, kecuali ia tidak akan mencium bau surga.” (HR al-Bukhari)

“Tidaklah seorang penguasa diserahi urusan kaum Muslim, kemudian ia mati, sedangkan ia menelantarkan urusan tersebut, kecuali Allah mengharamkan surga untuk dirinya.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

”Siapa yang diserahkan oleh Allah akan sesuatu urusan dari beberapa urusan pemerintahan kaum muslimin, lalu dia tidak memedulikan tentang keperluan mereka, kesusahan dan penderitaan mereka, niscaya Allah tidak akan memedulikan tentang keperluan, kesusahan dan penderitaannya di hari kiamat nanti,” (Abu Daud dan Tirmidzi).

“Tiada seorang pemimpin yang memimpin sepuluh orang (atau lebih) melainkan dibawa pada hari kiamat dalam keadaan diikat. Tidak akan melepaskannya melainkan keadilan, atau dia akan dibinasakan oleh kezaliman,” (Riwayat Ahmad, Abu Ya’la dan al-Baihaqi, dinilai sahih oleh al-Albani).

Semoga yang singkat ini bisa jadi renungan bersama.

Sumber kisah (dengan sedikit penambahan kata):

http://www.islampos.com
Sumber nukilan hadits:
http://hizbut-tahrir.or.id
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Rohis Facebook

+ Create Comment + 9 Responses so far.

21 Oktober 2014 pukul 09.11

merinding saya gan bacanya sungguh jauh berbeda dengan pemimpin yang sekarang :3 tapi semoga amanah aja :)

21 Oktober 2014 pukul 12.02

Ini yang patut dijadikan contoh tauladan oleh para pejabat dan pemimpin di negeri ini, karena menjadi seorang pemimpin berarti memegang amanah yang harus dijalankan baik dan seadil-adilnya :)

2 November 2014 pukul 12.15

Nyimak artikel bersejarah ini mas... patut dujadikan acuan untuk maju kedepan lebih baik

4 November 2014 pukul 07.05

Pemimpin berat tanggung jawabnya di akhirat, tapi di Indonesia malah rebutan jadi pemimpin!

Jgn lp, kunjung dan komen balik yah di post terbaru kampoengan.com

5 November 2014 pukul 11.59

Jadinya tambah bingung... yang disebut amirul mukminin itu yang kayak gimana? Apakah karena dia mendapat mandat dari siapa antah barantah lantas kaum mukmin mengikutinya? ., minimal kalau gak bisa menyamai, ya belajar, kesederhanaan dulu saja lah. Katanya pro rakyat, wong cilik? kok malah mengajarkan pesta pora.... beda benar kan dengan teladan pemimpin diatas?

6 November 2014 pukul 21.36

mereka memang orng-orang pilihan sob..coba kalo semua pemimpin di dunia ini mempunyai sikap seperti beliau tentu bumi ini akan makmur..

11 November 2014 pukul 16.04

kita masih mencari dan terus mencari seorang pemimpin yang seperti khalifah Umar bin Abd al-Aziz....
keep happy blogging always...salam :-)

17 November 2014 pukul 23.54

Bagus artikelanya semoga bermanfaat,
Dewinta

www.momentsurabaya.com

Anonim
11 Desember 2014 pukul 09.26

hehe beda banget dengan presiden di Indonesia apalagi sekarang :)

Posting Komentar

Terima Kasih banyak atas saran dan kritiknya.

Sama seperti peraturan yang dibuat oleh para blogger pada umumnya.., cuma disini saya harapkan agar para pengunjung untuk lebih fokus pada artikel kami yang bertemakan Agama (Islam), khususnya untuk saudara-saudari kami yang Muslim dan Muslimah.

0. Yang OOT silahkan masuk ke menu Buku Tamu/Blogwalking!
1. Komentar yang berbau JUDI/TOGEL, Porno tidak akan di Moderasi!
2. Komentar yang berbau JUDI/TOGEL, Porno tidak akan di Moderasi!
3. Harus Sopan
4. Admin tidak meladeni Debat kusir
5. Bercanda gk boleh ada unsur pornonya dan unsur Bohongnya
6. Silahkan melampirkan link Mati, gk boleh link hidup