Home » » Faktor Penyebab Gempa

Faktor Penyebab Gempa


Seringkali kita membaca komentar para penulis dan ilmuwan di media pasca kejadian gempa bumi yang mengatakan bahwa faktor penyebab terjadinya gempa hanyalah karena faktor alam dan letak geografis daerah bencana yang dekat dengan laut. Namun, benarkah hanya sekadar itu sebagai faktor penyebab terjadinya gempa?! Tidakkah ada faktor lain yang lebih dominan daripada itu?!

Gempa pertama pada masa Islam terjadi pada zaman Umar bin Khoththob radhiyallahu ‘anhu. Simaklah ucapan Shofiyyah radhiyallahu ‘anha:

“Pernah terjadi gempa bumi di Madinah pada masa Umar radhiyallahu ‘anhu sehingga beberapa pagar roboh, lalu Umar berkhotbah: ‘Wahai penduduk Madinah, alangkah cepatnya kalian berubah. Demi Alloh, seandainya gempa terulang lagi maka saya akan keluar dari kalian (karena khawatir menimpa dirinya juga).’” [1]

Perhatikanlah alangkah cerdasnya pemahaman Khalifah Umar! Tatkala beliau mendapati peristiwa aneh yang belum pernah terjadi pada zaman Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam [2], maka beliau mengetahui bahwa umat ini telah berbuat suatu hal baru yang menjadikan Alloh mengubah keadaan bumi. [3]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahulloh berkata,
“Gempa termasuk tanda kekuasaan Alloh yang Alloh timpakan untuk menimbulkan ketakutan pada hamba-Nya, seperti halnya gerhana matahari atau bulan dan peristiwa-peristiwa dahsyat semisalnya. Kejadian-kejadian tersebut memiliki sebab dan hikmah. Salah satu hikmahnya adalah untuk menimbulkan ketakutan. Adapun faktor penyebabnya, di antaranya adalah meluapnya uap dalam bumi sebagaimana air dan angin yang meluap di tempat yang sempit. Kalau meluap, sejatinya tentu ingin cari tempat keluar sehingga bumi terpecah dan terjadi gempa di bumi sekitar. Adapun ucapan sebagian orang bahwa sebabnya adalah karena kerbau menggerakkan kepalanya sehingga menggerakkan bumi, maka ini adalah kejahilan yang sangat nyata.[4]  Seandainya benar demikian, niscaya akan terjadi gempa pada seluruh bumi padahal tidak demikian perkaranya.” [5]

Adapun penisbatan peristiwa ini kepada alam semata, maka itu termasuk kebodohan dan kelalaian yang jauh dari tuntunan agama. Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i rahimahullah telah membantah pemikiran ini secara panjang lebar dalam risalahnya yang berjudul Idhohul Maqol Fi Asbabi Zilzal war Roddu ’Ala Malahidah Dzulal. Di akhir kitab tersebut, beliau mengatakan,

“Dari penjelasan yang lalu dapat disimpulkan bahwa gempa bumi bisa jadi cobaan dari Alloh dan bisa jadi peringatan dari Alloh karena dosa hamba. [6] Dan semua itu dengan takdir Alloh sebagaimana telah lalu dalilnya. Adapun orang yang mengatakan karena sebab alam jika maksudnya adalah dengan takdir Alloh dan karena sebab dosa maka tidak kontradiksi dengan dalil, namun bila mereka berkeyakinan hanya sekadar faktor alam semata maka ini sangat bertentangan dengan dalil-dalil Al-Qur’an dan hadits dan ini merupakan pemikiran yang menyimpang”. [7]

Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah berkata,
“Sesungguhnya kebanyakan manusia sekarang menganggap bahwa musibah yang menimpa mereka baik dalam bidang perekonomian, keamanan atau politik disebabkan karena faktor-faktor dunia semata. Tidak ragu lagi bahwa semua ini merupakan kedangkalan pemahaman mereka dan lemahnya iman mereka serta kelalaian mereka dari merenungi al-Qur’an dan sunnah Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam. Sesungguhnya di balik musibah ini terdapat faktor penyebab syar’i yang lebih besar dari faktor-faktor duniawi. Alloh berfirman:

ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ﴿٤١﴾
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Alloh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. ar-Rum [30]: 41).” [8]

Diringkas dari:

Catatan kaki.
[1]Diriwayatkan al-Baihaqi dalam Sunan-nya (3/342), Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushonnaf (2/473) dengan sanad yang shohih sebagaimana dalam Ma Shohha Min Atsar Shohabah kar. Zakariya bin Ghulam al-Bakistani 1/517.
[2]Gempa belum pernah terjadi pada masa Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam, sebagaimana ditegaskan oleh Imam Ibnu Abdil Barr, “Tidak ada hadits shohih dari Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam, yang menyebutkan bahwa pernah terjadi gempa pada zaman beliau dan tidak ada juga sunnah yang shohih tentangnya.” (at-Tamhid (3/318))
[3]Al-Adzab al-Adna kar. Dr. Muhammad as-Suhaim (hlm. 92)
[4]Mirip dengan ini, anggapan sebagian orang bahwa penyebab gempa dan tsunami adalah karena jin penjaga laut sedang marah dan murka sehingga perlu diberi tumbal-tumbal kepala kerbau dan sebagainya, maka semua ini adalah khurofat jahiliah yang batil sebagaimana akan kita bahas insya Alloh.
[5]Majmu’ Fatawa (24/264)
[6]Jadi, bencana itu bisa jadi sebagai ujian dan cobaan dan bisa jadi sebagai teguran dan siksaan, tergantung pada keadaan manusia yang terkena bencana. Bila dia orang sholih maka itu adalah cobaan dan bila sebaliknya maka itu adalah peringatan dan pelajaran bagi yang semisalnya. Hanya, karena kebanyakan manusia sekarang melalaikan kewajiban agama dan melakukan dosa, maka tidaklah mustahil bila hal itu adalah sebagai peringatan bagi kita semua. (Lihat Majmu’ Fatawa Syaikh Ibnu Baz (2/478), al-Adzab al-Adna kar. Dr. Muhammad as-Suhaim (hlm. 34–35)). Perlu diketahui bahwa adanya gempa dan semisalnya tidak mengharuskan karena dosa manusia yang menjadi korbannya, bisa jadi adalah karena dosa kita juga tetapi mereka kena getahnya. Oleh karenanya, hendaknya kita semua berintrospeksi dan memperbaiki diri.
[7]Idhohul Maqol Fi Asbabi Zilzal (hlm. 42)
[8]Atsar Dzunubi wal Ma’ashi (hlm. 9)
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Rohis Facebook