Home » » Akibat Aksi Mogok Para Dokter, Bayi Lahir Di WC Dan Pelayanan Pasien Terganggu

Akibat Aksi Mogok Para Dokter, Bayi Lahir Di WC Dan Pelayanan Pasien Terganggu

Demo Dokter

Di berbagai daerah, para dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia melakukan berbagai macam aksi. Kalau di Jakarta ada aksi tafakur dan diam, di beberapa daerah juga melakukan aksi yang sama secara simultan.

Puluhan dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Palu, Rabu 27 November menggelar aksi solidaritas untuk mendesak aparat agar membebaskan tiga dokter di Manado yang dipenjara karena kasus malapraktik.

Aksi para dokter itu juga diikuti oleh sekitar 250 mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako Palu dan Universitas Alkhairaat Palu.

Sementara itu , di Banyumas, ratusan dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Banyumas, Jawa Tengah, menggelar aksi solidaritas guna menuntut agar dr Dewa Ayu Sasiary Prawani, Sp.O.G. (dr.Ayu, red.) dibebaskan dari hukuman.

Di Maluku, Ikatan Dokter Indonesia Maluku dan Kota Ambon hanya melakukan aksi perenungan sebagai wujud solidritas terhadap tiga rekan dokter di Manado yang divonis Mahkamah Agung melakukan malpraktek.

Di Waykanan, Lampung IDI setempat mengimbau dokter yang bertugas di lingkungan pemerintah setempat tidak mogok, mengingat daerah yang masih dinyatakan tertinggal ini mengalami kekurangan tenaga kesehatan. Baca selengkapnya, Gelombang Aksi Para Dokter di Berbagai Daerah.
---
Berikut kumpulan berita Akibat Aksi Mogok Para Dokter
 
Dokter Demo, Bayi Lahir Di WC
Kejadian nahas itu terjadi setelah sebelumnya para dokter dan bidan di wilayahnya ikut dalam aksi mogok nasional mengecam putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengganjar rekan sejawatnya, dr Ayu bersama dua rekannya dengan hukuman 10 bulan penjara. 

Seorang ibu harus melahirkan anak di WC Puskesmas Kawangu, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, NTT sekira pukul 11.00 Wita siang tadi.

Ironisnya, Ibu yang bernama Paji Djera (26), asal Dusun Kilimbatu proses persalinannya tak ditolong oleh dokter, karena para dokter melakukan aksi mogok.

Hal itu, membuat Domu Hukapati (28)  Ayah sang bayi sangat teriris hatinya, karena sang anak lahir di WC atau toilet.

“Saya mau bagaimana lagi, tak bisa omong apa-apa. Saya tetap bersyukur pada Tuhan, bayi saya selamat. Kelaminnya perempuan dan itu anak kedua saya,” tuturnya.

Sementara itu, Lapir (72) nenek sang Bayi tak bisa menerima dan menyesalkan kelahiran cucunya dengan cara yang memilukan.

”Pemerintah wajibkan kalau melahirkan dibawa ke Rumah sakit atau Puskesmas, tapi jadinya begini. Kami bawa anak mantu saya dengan truk yang muat kayu bakar, hanya untuk ke Puskesmas, sampai sini dokter dan bidan tidak ada, apa karena kami miskin jadi dibuat begini? Tuhan kenapa saya punya cucu harus lahir di WC, saya sakit hati dan kecewa,” paparnya.

Padji Djera dan bayinya, walau harus melalui proses melahirkan dan dilahirkan dengan cara yang tragis, namun beruntung, keduanya selamat. Sumber: http://www.aktual.co, http://daerah.sindonews.com.

Aksi Mogok Dokter Semarang Ganggu Pelayanan Pasien
Aksi solidaritas dokter anti-kriminalisasi di Kota Semarang pada hari ini menimbulkan gangguan pelayanan sejumlah pasien di rumah sakit. Pantauan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi, Semarang, menunjukkan terjadi antrean panjang di pelayanan rawat jalan, klinik bedah, hingga di poliumum. "Sudah menunggu lama namun belum juga tidak di panggil untuk diperiksa," kata Aris Widayatno, warga Ngalian, Kota Semarang, pengantar pasien yang hendak kontrol rawat jalan, di RS Dr Karyadi, Rabu, 27 November 2013.

Aris yang mengantar orang tuanya karena menderita sakit jenis tumor itu menunggu sejak pukul 07.00 WIB, namun memasuki pukul 10.00 WIB, belum juga mendapat panggilan untuk untuk diperiksa. Pengguna layanan jaminan kesehatan masyarakat itu biasanya sudah mendapat pelayanan. "Namun kali ini masih mengantre karena hanya sedikit dokter yang jaga," kata Aris menambahkan.

Dia berharap para dokter dan manajemen rumah sakit tetap profesional dan menjalankan kegiatan pemeriksaan seperti hari biasa. "Demo, ya, harus tanggup jawab, penyakit tak bisa ditoleransi," katanya.

Kondisi yang sama juga terjadi di ruang klinik bedah umum. Hal itu dilihat dari banyaknya pasien yang mengantre. Hasil pantauan menunjukkan, dari tiga ruangan, hanya terdapat satu dokter yang menangani pasien. Kondisi yang paling parah terjadi di klinik bedah saraf. Hingga pukul 09.00 WIB, klinik itu belum ada pelayanan, bahkan pasien banyak yang menunggu untuk dipanggil.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia Jawa Tengah Djoko Widyarto menjamin aksi solidaritas turun ke jalan yang dilakukan pada hari ini tak mengganggu pelayanan terhadap pasien. Menurut dia, aksi turun jalan diimbangi dengan pembagian dokter jaga. "Masih ada dokter yang berjaga, terutama ICU dan pelayanan Jamkesmas," kata Djoko Widyarto saat berunjuk rasa di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah.

Menurut dia, aksi dilakukan oleh dokter yang tak piket di rumah sakit, serta akan melanjutkan tugasnya setelah aksi selesai digelar. Djoko menyatakan, aksi solidaritas terhadap penahanan dokter Dewa Ayu Sasiary Prawani dan dokter Hendry Simanjuntak, serta penetapan buron dokter Hendry Siagian itu sebagai aksi kepedulian rekan satu profesi yang sama-sama bertugas menyelamatkan orang lain.

Djoko meminta agar publik memahami bahwa dokter sudah memberikan pelayanan kepada pasien berdasarkan pada upaya maksimal melalui pengabdian profesi, dan bukan berdasarkan hasil yang dicapai. "Pernyataan yang ini akan kami sampaikan ke wakil kita yang ada di DPR. Ini jalan terakhir yang kami tempuh," katanya.

Aksi yang diikuti oleh dokter dari Kota Semarang dan sekitarnya itu diikuti menandatanganan dukungan anti-kriminalisasi pada kain putih sepanjang 40 meter. Dukungan tanda tangan itu akan disampaikan ke anggota DPRD dan pemerintah pusat. Sumber: http://www.tempo.co/ 

Dokter Mogok, Pasien RSUD Garut Telantar
Akibat aksi mogok dokter, Rumah Sakit Umum Daerah Dr Slamet, Garut, Jawa Barat, lumpuh. Loket layanan delapan poliklinik spesialis yang biasa melayani pasien rawat jalan terlihat tutup. Ratusan pasien terpaksa pulang. "Tahu kalau tutup, saya tidak akan datang ke rumah sakit," ujar Sukmaya, 48 tahun, warga Limbangan yang hendak membawa anaknya berobat ke Poliklinik Saraf, Rabu, 27 November 2013.

Pasien bernama Tatang yang membawa anaknya berobat ke poliklinik mata dan Siti Kadariah yang mengantar suaminya ke poliklinik jantung tak memperoleh layanan. "Harusnya ada pemberitahuan dulu kalau mau tutup seperti ini, perjalanan saya jauh harus lima jam untuk sampai ke rumah sakit ini," ujar Siti, warga Kecamatan Bungbulang.

Pasien yang tengah dirawat pun mengaku ditelantarkan. Hingga siang ini, mereka belum mendapatkan pemeriksaan dari dokter. Kegiatan operasi di ruang bedah sepi. Seorang pasien yang hendak ceasar diminta bersabar menunggu. "Kami masih menunggu dokter. Kalau untuk operasi yang terjadwal, tidak ada, karena sudah ditarik ke hari kemarin untuk jadwal hari ini," ujar salah seorang perawat yang enggan disebutkan namanya.

Direktur Rumah Sakit Umum Dr Slamet Maskut Farid membatah bila pelayanan terhadap pasien lumpuh. Menurut dia, semua dokter memberikan pelayanan seperti biasa. "Bedanya, kalau untuk hari ini, para dokter melayani pasien yang gawat saja, sedangkan yang bisa ditunda akan dilayani besok," ujarnya.

Aksi mogok kerja ini dilakukan para dokter dengan cara berkumpul di depan masjid rumah sakit. Mereka berorasi mengecam putusan Mahkamah Agung terhadap dokter Dewa Ayu Sasiary Prawani, yang dihukum 10 bulan penjara karena malpaktek. Selain Ayu, dua dokter lain, dr Hendry Siagian dan dr Hendry Simanjuntak, ikut dihukum.

Mereka bertiga, pada 10 April 2010, menangani proses persalinan Julia Fransiska Maketey, yang akhirnya meninggal di RS Malalayang, Manado. Dokter Ayu ditangkap di Balikpapan, sementara dua koleganya sempat jadi buron kejaksaan.

"Kriminalisasi ini meresahkan kami. Setiap orang bisa menggugat kami karena tindakan yang kami lakukan mengandung risiko," ujar Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Garut Yanto Widiantoro. Sumber: http://id.berita.yahoo.com

Dokter Pilih Mogok, 25 Pelayanan Poliklinik Spesialis di RSU Karawang Lumpuh
Sebanyak 25 pelayanan poliklinik atau pelayanan penyakit spesialis Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, tutup menyusul digelarnya aksi mogok kerja para dokter spesialis di lingkungan rumah sakit itu, Rabu (27/11).

"Pelayanan yang tutup hanya untuk pelayanan rawat jalan. Karena para dokter spesialis menyatakan mogok," kata Humas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat Rohimin kepada Antara, di Karawang.

Dikatakannya, aksi mogok para dokter spesialis itu berdampak terhadap tutupnya 25 pelayanan poliklinik di lingkungan RSUD Karawang.

Aksi tersebut dilakukan dalam memenuhi intruksi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Pusat sebagai bentuk solidaritas terhadap kriminalisasi dokter.

Hal itu berkaitan dengan vonis penjara dr Dewa Ayu Sasiary SpoG bersama dengan dua orang rekannya, dr Hendry Siagian dan dr Hendry Simanjuntak.

Dokter Ayu Sasiary SpoG divonis bersalah oleh Mahkamah Agung dengan tuduhan melakukan malpraktik terhadap Julia Fransiska Maketey yang meninggal dunia saat melahirkan. Dokter Ayu langsung ditangkap di Balikpapan, sementara dua koleganya sudah masuk daftar pencarian orang.

Menurut Rohimin, aksi mogok para dokter spesialis yang mengakibatkan 25 pelayanan poliklinik tutup itu hanya berlangsung pada Rabu ini. "Mulai Kamis (28/11), para dokter spesialis akan masuk kembali," katanya.

"Aksi mogok para dokter ini hanya berdampak terhadap pasien rawat jalan. Untuk pelayanan gawat darurat tetap berjalan," katanya.

Sesuai dengan data RSUD Karawang, pengunjung pasien rawat jalan yang datang ke 25 poliklinik di lingkungan RSUD Karawang umumnya mencapai 500-600 pasien per hari.

"Tingkat kunjungan ke Poliklinik RSUD Karawang yang mencapai 500-600 pasien per hari itu biasanya hanya terjadi setiap Senin dan Selasa. Kalau Rabu kurang dari jumlah itu," kata dia. Sumber: http://www.asatunews.com

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Rohis Facebook